Benang Merah Jakarta, Kompetisi, dan Kehangatan Dubasnas

Menjadi dua orang yang mewakili nama provinsi di kancah nasional, tentunya menjadi sebuah kehormatan, kebanggaan, dan tanggung jawab bagi kami, M Deny Effendy Tambusay dan Windy Niskya Rahmi Harefa, yang terpilih sebagai Terbaik I Duta Bahasa Sumatera Utara Tahun 2023.

Sehari setelah malam penganugerahan di tingkat provinsi, tepatnya tanggal 9 Juni 2023, amanah ‘itu’ mulai kami bangun bersama Ikatan Duta Bahasa Sumatera Utara. Kami saling menggenggamkan tangan, menyusun fondasi keakraban sebagai kekuatan awal menuju pemilihan Duta Bahasa Nasional Tahun 2023.

Seperti yang kita ketahui, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa membentuk Duta Bahasa sejak tahun 2006 silam. Pada pembentukannya, Duta Bahasa tentunya tidak hanya memiliki kemahiran berbahasa Indonesia secara baik dan benar, tetapi juga peduli dalam melestarikan bahasa daerah, dan kemauan untuk menguasai bahasa asing untuk menghadapi tantangan global.

Kegiatan Pemilihan Duta Bahasa dilaksanakan dengan misi untuk senantiasa menciptakan generasi muda yang siap menyelaraskan sumpah yang dilahirkan pada tahun 1928 dengan kehidupan nyata sesuai dengan dinamika perkembangan zaman, supaya mampu memantik peran dalam memantapkan fungsi bahasa Indonesia guna memperkuat jati diri dan daya saing bangsa.

Untuk menepati janji tersebut, Duta Bahasa Sumatera Utara mengambil peran untuk mematangkan langkah menuju Duta Bahasa Nasional. Sebelum keberangkatan, kami melaksanakan beberapa rangkaian persiapan, mulai dari pembuatan dan pelaksanaan krida, teknik wicara publik, penguasaan bahasa asing, wawasan kebahasaan dan kesastraan, tata cara penulisan artikel, pembuatan iklan kebahasaan, hingga melatih kepribadian. Lagi-lagi, tentunya segala persiapan kami ini, didampingi oleh Ikatan Duta Bahasa Sumatera Utara serta Bapak dan Ibu Pembina.

”Berlarut dalam kesibukan, akan membuatmu merasa waktu cepat berjalan”. Kalimat tersebut ternyata benar adanya. Minggu, 24 September 2023, kami berangkat dari Bandara Kualanamu (Sumatera Utara) dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta (Banten) setelah menempuh waktu kurang lebih dua jam di dalam pesawat. Selanjutnya kami menginap di Fave Hotel, untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk esok hari. Hari Senin, 25 September 2023, tepatnya pukul 12.00 WIB, kami bergegas menuju Hotel Sultan, Jakarta Pusat yang merupakan tempat pelaksanaan Pemilihan Duta Bahasa Nasional Tahun 2023. Sampai di sana, perasaan kami campur aduk, antara senang dan sedikit gugup bertemu dengan delegasi terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia, serta para panitia pelaksana tentunya. Namun, seketika perasaan gugup itu menepis ketika kami semua mulai bisa menyapa, berkenalan, lalu bercengkrama.

Semuanya berjalan lancar, Pemilihan Duta Bahasa Nasional Tahun 2023 secara resmi dibuka oleh Bapak Muh Abdul Khak (Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra), lalu seluruh peserta mengikuti taklimat yang disampaikan oleh panitia. Berkesan, pada hari pertama ini, Windy Niskya Rahmi Harefa, terpilih menjadi Ibu Lurah Keluarga Duta Bahasa Nasional tahun 2023.

Keesokan harinya, tepatnya pada Selasa, 26 September 2023, kami mengikuti melaksanakan tiga rangkaian kegiatan. Pada penilaian teknik wicara publik, kami mendapatkan tema ”Urgensi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Warga Negara Asing”. Selesai menyampaikan pendapat, kami berkesempatan untuk menjawab pertanyaan dari Bapak Muh Abdul Khak terkait tema tersebut. Setelah selesai, kami melanjutkan dengan penilaian teknik wicara bahasa asing. Kami memperkenalkan diri, menceritakan latar belakang diri, serta mengutarakan peran dan  kami ingin menjadi duta bahasa. Terakhir, seluruh peserta mengikuti kelas evaluasi konten kebahasaan di media sosial, salah satunya oleh Uda Ivan Lanin.

Hari ketiga pemilihan Duta Bahasa Nasional, Rabu, 27 September 2023. Seluruh peserta mengikuti rangkaian presentasi Krida Kebahasaan dan Kesastraan yang telah dilaksanakan di provinsi masing-masing. Pada kesempatan ini, kami memperkenalkan krida kebanggaan Duta Bahasa Sumatera Utara, yaitu OPISADA (Olah Pikir Bahasa Daerah) edisi Batak Toba. Singkatnya, OPISADA merupakan sebuah media pembelajaran sekaligus media permainan yang bertujuan untuk mewujudkan poin kedua Trigatra Bangun Bahasa, yaitu pelestarian bahasa daerah. Bersyukur, kami mendapatkan respons yang baik dari para dewan juri serta teman-teman dari seluruh provinsi,  mereka kami dan berharap supaya OPISADA akan hadir dalam berbagai varian bahasa daerah di seluruh Nusantara. Setelah penilaian krida, dilanjutkan dengan evaluasi artikel kebahasaan dan kesastraan Oleh Hilmi Faiq, Setyo Untoro, dan Riza Sukma.

Masih berlanjut pada penilaian, hari Kamis, 28 September 2023, seluruh peserta melaksanakan tes kepribadian. Dalam hal ini, kami diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri melalu gambar, berbagai pilihan, pendapat, dan permainan baik secara individu maupun berkelompok. Kemudian, pada sore hari seluruh finalis menampilkan bakat seni dan budaya dari provinsi masing-masing. Kami (Windy dan Deny), menyuguhkan tarian dengan judul “Sungkawa Pembawa Petaka”. Tarian ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang berasal dari daerah Batak Toba. Mereka hidup bahagia pada awalnya, sebelum sungkawa itu datang. Sang suami meninggal dunia karena penyakit yang diderita, namun sang istri tidak rela akan hal takdir tersebut. Berniat untuk menghidupkan kembali jasad suami, sang istri berubah menjadi datu-datu (dukun) dan melakukan berbagai ritual. Namun, bukannya roh sang suami, justru yang terpanggil adalah Begu Ganjang (Hantu Panjang). Setelah melakukan berbagai perlawanan dengan Begu, akhirnya sang istri menyesali perbuatannya dan berusaha mengikhlaskan kepergian sang suami.

Pada penampilan bakat seni dan budaya, kami juga bisa menikmati berbagai pesan moral dari penampilan para peserta. Sampailah kami pada tahap akhir mengikuti penilaian. Jumat, 29 September 2023, merupakan hari puncak Pemilihan Duta Bahasa Nasional.  Hari itu di mulai dengan latihan koreografi yang akan ditampilkan pada malam penganugerahan dan diikuti oleh seluruh peserta. Tarian ini memiliki tema campuran antara tradisional dan modern. Pun, seluruh peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Arunika dan Baswara. Setelahnya, mulai pukul 19.00 WIB, seluruh finalis, panitia, dan tamu undangan mengikuti rangkaian kegiatan Malam Penganugrahan Duta Bahasa Nasional Tahun 2023. Pada malam itu, Ibu Erina Gudono (Putri Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta 2022), Ibu Chatarina Muliana (Inspektur Jenderal Kemendikbudristek), dan Bapak E. Aminudin Aziz (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa), menjadi dewan juri kehormatan yang dihadirkan untuk menilai wicara publik oleh finalis yang masuk dalam 10 besar.

Kurang lebih lima hari kami merajut benang merah antara kompetisi dan kehangatan Dubasnas di Jakarta, tak terasa telah sampai pada ujung untuk simpulnya. Mengenal 60 delegasi dari 30 provinsi di seluruh Indonesia merupakan kesempatan yang tentunya tidak datang dua kali. Banyak kesan dan pesan yang kami dapatkan, tawa, sendu, haru, dan bahagia, bercampur menjadi satu.

Menang tidak selalu tentang kejuaraan. Bagi kami, berani melangkah dan melakukan perubahan yang baik, juga tergolong dalam kata ”menang”.

Demikian pengalaman kami, Windy dan Deny, selama mengikuti Pemilihan Duta Bahasa Nasional tahun 2023. Salam Literasi, dan mari tetap Rupawan Karena Bahasa!

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *