“Bahasa daerah itu keren!” begitulah slogan yang digaungkan oleh para generasi muda pelestari bahasa ibu se-Indonesia. Di tengah arus globalisasi yang kian deras, semangat menjaga keberagaman bahasa daerah menjadi semakin penting. Kekayaan bahasa daerah yang ada di Indonesia merupakan salah satu aset berharga bagi kebinekaan dan martabat bangsa. Sejak 2021, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah menginisiasi program Revitalisasi Bahasa Daerah sebagai upaya melawan penurunan sikap positif terhadap bahasa daerah. Melanjutkan ikhtiar ini, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU) berperan aktif dalam revitalisasi bahasa daerah di berbagai kabupaten/kota dengan tahapan berikut: (1) Rapat Koordinasi; (2) Diskusi Kelompok Terpumpun; (3) Pelatihan Guru Master; (4) Pengimbasan dan Pelatihan; (5) Evaluasi dan Pengawasan; (6) Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional.
Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2024 menjadi puncak rangkaian program revitalisasi bahasa daerah di Sumatera Utara tahun 2023. Berdasarkan laporan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, perayaan ini menghadirkan 513 siswa SD dan SMP yang berasal dari 25 provinsi, salah satunya Sumatera Utara. Sebanyak 28 siswa Sumut dari kabupaten/kota Padangsidimpuan, Langkat, Asahan, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Labuhanbatu, Tapanuli Tengah, Padanglawas Utara, dan Humbanghasundutan unjuk kebolehan berbahasa daerah pada panggung FTBIN 2024 yang bertempat di Hotel Sultan, Jakarta.
Kegiatan dilaksanakan mulai Rabu s.d. Minggu, 1—5 Mei 2024. Pada Kamis (2/5) bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, pembukaan FTBIN 2024 dimulai. Acara diawali dengan persembahan lagu “Tanah Air” dan “Laskar Pelangi” dalam 19 bahasa daerah oleh beberapa perwakilan peserta, salah satunya Shafwa Salsabila yang berasal dari Langkat, Sumatera Utara. Shafwa menampilkan nyanyian menggunakan bahasa dan pakaian adat Melayu. Selanjutnya, acara dibuka resmi oleh Bapak Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Melalui sambutannya, Pak Menteri menyampaikan urgensi bahasa daerah yang harus dipertahankan mulai dari lingkungan terdekat. Ia juga mengutarakan rasa bangganya terhadap tunas-tunas muda yang tampil pada kegiatan ini. Pada kesempatan yang sama, Pak Menteri juga memberikan penghargaan kepada beberapa kepala daerah di Indonesia. Dari Sumatera Utara, Pj. Bupati Tapanuli Tengah, Dr. Sugeng Riyanta, M.H., menerima penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi terhadap suksesnya penyelenggaraan program Revitalisasi Bahasa Daerah. “Kami selaku pemerintah daerah mendukung penuh kegiatan ini. Kami juga menganggarkan satu mata anggaran khusus untuk pelestarian bahasa daerah,” ungkap Dr. Sugeng dalam wawancara singkatnya.
Pada Kamis (3/5), perwakilan pemerintah daerah Sumatera Utara melakukan Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah. Turut hadir, Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU), Pj. Bupati Tapanuli Tengah, Wakil Bupati Nias, Pj. Bupati Langkat, Kadisdik Langkat, Kadisdik Tapteng, serta beberapa pejabat lain yang mewakili walikota/bupati/pj bupati di daerahnya. Kepala BBPSU mengatakan, “Pada tahun 2024, Sumatera Utara melibatkan 12 provinsi kabupaten/kota dalam merevitalisasi bahasa Batak, Melayu, dan Nias. Kami berharap, setelah rakor ini pemerintah daerah memberikan dukungan yang maksimal sehingga pelaksanaan program revitalisasi bahasa daerah dapat tumbuh baik dan bahasa daerah itu disenangi anak-anak sebagai jati diri mereka, orang Sumatera Utara.”
Puncak penampilan seluruh peserta dilaksanakan pada hari Sabtu (4/5). Sumatera Utara yang tampil pada urutan 17 mempersembahkan pertunjukan berbahasa Melayu dialek Panai, Melayu dialek Sorkam, Melayu dialek Asahan, Melayu dialek Langkat, Batak Toba, dan Angkola. Semangat dari mulai latihan hingga tampil sangat terasa. Pertunjukan dikemas dalam tembang tradisi, dongeng, pidato, komedi tunggal, puisi, pantun, dan cerpen.
Selain tampil, seluruh peserta diajak berwisata sejarah ke Monumen Nasional. Ada banyak cerita heboh dan pengalaman berkesan yang mereka ceritakan selama berada di Jakarta. “Senang sekali rasanya ada acara FTBI karena ini pertama kalinya kami naik pesawat dan bisa ke Jakarta, mauliate,” kata Sry Kawani Sitohang dari Humbang Hasundutan. “Saya juga bangga sekali ikut FTBI. Kalau tidak karena acara ini belum tentu saya bisa ke Monas,” tambah Zidan Aldriansyah dari Asahan. Seluruh siswa yang mewakili Sumatera Utara dalam FTBIN 2024 mengaku bangga bisa memperkenalkan bahasa daerahnya.
Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional 2024 menorehkan prestasi dan kenangan tak terlupakan bagi seluruh peserta, khususnya anak-anak Sumatera Utara. Dari tampil di panggung megah hingga berwisata sejarah, peserta mendapatkan petualangan berharga tentang pentingnya melestarikan bahasa ibu sebagai bagian dari identitas bangsa. Festival ini tidak hanya menampilkan talenta muda, tetapi juga meneguhkan komitmen untuk menjaga kekayaan bahasa daerah sejak dini. Dengan semangat dan dukungan yang kuat, bahasa daerah akan terus hidup dan berkembang di hati generasi muda. (Shevilla Mayori)
Dokumentasi