Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara

Awal

Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia: Pemerintah Daerah Bersinergi Wujudkan Kedaulatan Bahasa Indonesia

Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia: Pemerintah Daerah Bersinergi Wujudkan Kedaulatan Bahasa Indonesia

Siaran Pers: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Nomor: 174/sipers/A6/IV/2025

Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia: Pemerintah Daerah Bersinergi Wujudkan Kedaulatan Bahasa Indonesia

Jakarta, 25 April 2025 – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan dukungan penuh terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Pedoman Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia. Hal itu disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dalam peluncuran Permendikdasmen di Plaza Insan Pendidikan Berprestasi, Gedung A, Kantor Kemendikdasmen pada Jumat, (24/5). Pedoman ini menjadi tonggak penting dalam upaya menjaga kedaulatan bahasa Indonesia.

Dukungan Kemendagri ini menguatkan peran pemerintah daerah yang sangat penting dalam pengutamaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan identitas nasional. Kemendagri juga mendorong pemerintah daerah dengan menginisiasi para gubernur, bupati, dan walikota dalam menyusun regulasi yang mengatur pengutamaan bahasa Indonesia di dalam dokumen resmi dan ruang publik. “Kegiatan pengawasan penggunaan bahasa Indonesia dapat menjadi program dan diusulkan anggarannya dalam RAPBD di daerah masing-masing” ujar Titi Karnavian.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, menegaskan bahwa  Permendikdasmen ini menjadi landasan kuat bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan pengawasan secara sistematis dan terintegrasi sehingga bahasa Indonesia dapat tetap menjadi bahasa pengantar utama dan alat pemersatu bangsa yang efektif di semua lapisan masyarakat. Dengan adanya pedoman ini, pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat budaya berbahasa Indonesia, khususnya di dunia pendidikan dan pelayanan publik agar generasi muda lebih bangga dan mahir menggunakan bahasa Indonesia.

Mendagri juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ia menjelaskan bahwa pemerintah pusat memerlukan dukungan dari seluruh daerah untuk menyukseskan kebijakan terkait kedaulatan bahasa Indonesia. “Tantangannya adalah bagaimana cara membawa mereka dalam satu kapal yang sama untuk satu pikiran dalam rangka untuk mengutamakan bahasa Indonesia sekaligus penjaga kedaulatan bangsa, dan jangan sampai kita kehilangan identitas,” ujar Tito Karnavian. 

Tito juga menyoroti pentingnya penghargaan terhadap bahasa-bahasa daerah sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Namun, ia menegaskan bahwa bahasa Indonesia tetap harus diutamakan sebagai bahasa resmi dan bahasa pemersatu bangsa, terutama dalam acara formal. 

Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Hetifah Sjaifudian, mengapresiasi upaya pengutamaan dan penertiban penggunaan bahasa Indonesia, terutama melalui peluncuran Permendikdasmen Nomor 2 Tahun 2025 yang mempermudah pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009. 

Ia menyoroti percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari menyebabkan masyarakat kurang bangga saat berbahasa Indonesia sehingga diperlukan upaya serius untuk mengutamakannya. Oleh karena itu, ia mengajak semua orang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, khususnya di ruang publik, lembaga pemerintahan, dan dunia usaha.

“Mudah-mudahan kita terus berupaya mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing,” ujar Hetifah Sjaifudian. Ia pun menegaskan, “DPR RI pun siap dalam kunjungan-kunjungan ke daerah untuk bersama melakukan kegiatan sosialisasi maupun pembinaan. Dengan penggunaan bahasa yang mengutamakan bahasa Indonesia. Kita bersama bisa menjaga kedaulatan bangsa ini dengan semangat Trigatra Bangun Bahasa.” 

Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat

Sekretariat Jenderal

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Laman: kemdikbud.go.id

X: x.com/Kemdikdasmen

Instagram: instagram.com/kemendikdasmen

Facebook: facebook.com/kemendikdasmen

YouTube: KEMDIKDASMEN

Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

Siaran Pers Kemendikdasmen: kemdikbud.go.id/main/blog/category/siaran-pers

#PendidikanBermutuuntukSemua 

#KemendikdasmenRamah

Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia: Pemerintah Daerah Bersinergi Wujudkan Kedaulatan Bahasa Indonesia Read More »

Memaknai Perjuangan Sosok Kartini sebagai Upaya Pemajuan Pendidikan Indonesia

Memaknai Perjuangan Sosok Kartini sebagai Upaya Pemajuan Pendidikan Indonesia

Siaran Pers: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menenga

Nomor: 168/sipers/A6/IV/2025

Memaknai Perjuangan Sosok Kartini sebagai Upaya Pemajuan Pendidikan Indonesia

Jakarta, 22 April 2025 – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar bedah buku Seri Ketiga Inspirasi Kartini dan Kesetaraan Gender di Indonesia. Acara ini merupakan bagian penting dalam memaknai perayaan Hari Kartini dalam rangka memperjuangkan kesetaraan gender bagi perempuan dan pemikirannya untuk pemajuan pendidikan Indonesia.

“Mengenang Kartini laksana api yang terus menyala untuk menerangi ibu pertiwi. Sebagai pahlawan yang memperjuangkan emansipasi, meneladani sosok Kartini menjadi makna penting wanita Indonesia sebagai upaya ikut serta memajukan pendidikan melalui peningkatan budaya literasi,” ungkap Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin saat membuka acara, di Jakarta Senin (21/4).

Melalui bedah buku ini, Hafidz menuturkan bahwa Badan Bahasa ingin mengajak masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda untuk menggali pemikiran, ide cemerlang, dan berbagai karya tulis Kartini sebagai bekal menghadapi era modern dan globalisasi. Lebih lanjut, buku yang ditulis dalam tiga seri ini, menurut Hafidz, patut menjadi referensi dan menjadi sumber inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut serta menyukseskan acara ini. Mengingat pentingnya buku Kartini, kegiatan ini merupakan upaya berkelanjutan dari bedah buku seri satu dan dua yang telah diadakan sebelumnya pada awal tahun 2025, dan seri ketiga ini kita laksanakan tepat pada Hari Kartini tahun 2025,” tutur Hafidz.

Dalam sambutan sekaligus membuka acara, Hafidz turut menyoroti tentang peran penting perempuan sebagai agen perubahan pemajuan bangsa. Menurutnya, sosok Kartini merupakan contoh nyata bentuk upaya pendidikan karakter anak bangsa yang tumbuh melalui peran ibu atau perempuan.

“Kartini berprinsip bahwa perempuan dapat meraih potensi tanpa harus meninggalkan identitasnya sebagai seorang perempuan. Selamat mengikuti acara bedah buku dan semoga banyak praktik baik yang dapat kita ambil maknanya serta diimplementasikan untuk memajukan bangsa Indonesia,” pungkas Hafidz.

Sebagai sosok perempuan dalam Kabinet Merah Putih, Sri Mulyani, selaku Menteri Keuangan turut menyampaikan sambutannya melalui rekaman video. Ia mengatakan bahwa buku Trilogi Kartini merupakan tulisan yang diharapkan menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. 

“Kehadiran buku ini adalah upaya kita bersama untuk menggali agar terus memotivasi dalam memajukan bangsa melalui sosok Kartini. Dengan mengungkap dan membedah buku ini, kita akan melihat dan merenungi 179 surat dan artikel memo yang sudah di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia,” ucap Sri Mulyani.

Tentang Buku dan Makna Sosok Kartini

Sebagai penulis buku Trilogi Kartini, Wardiman Djojonegoro, menjelaskan bahwa buku ini merupakan hasil penjelajahannya saat masih SMP yang menemukan buku dalam bahasa Belanda yang memuat surat-surat Kartini. Sejak saat itu, Wardiman memiliki motivasi agar semangat dan cita-cita Kartini harus diteruskan dan menjadi sumber inspirasi untuk bangsa Indonesia.

“Lebih dari 100 surat Kartini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan termuat di buku ini. Peluncuran seri ketiga buku Kartini ini akan menegaskan relevansi perjuangan Kartini dengan masa kini, khususnya tentang kesetaraan gender dan perannya dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan,” papar Wardiman.

Sementara itu, salah satu narasumber acara, Meutia Hatta, menyampaikan, “Kartini merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam Gerakan emansipasi Perempuan Indonesia. Beliau telah memperjuangkan hak Perempuan Indonesia untuk memperoleh Pendidikan agar mampu mandiri, mendobrak tradisi yang mengekang Perempuan pada abad 19 hingga memasuki abad 20,” ujarnya.

Baginya, Kartini memang tidak berumur Panjang, namun pemikirannya menunjukkan peranan beliau sebagai pendekar kemajuan Perempuan dan merintis apa yang sekarang kita sebut pemberdayaan Perempuan Indonesia. “Kartini tepat dijadikan pahlawan nasional Indonesia,” sambung Mantan Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak era Kabinet Indonesia Bersatu.

Selanjutnya, sebagai generasi muda yang hadir dalam acara bedah buku, Salsabila Amanda Putri, merasa bangga dapat berpartisipasi di acara dengan membaca salah satu surat Kartini. Duta Bahasa Provinsi Sumatera Barat tahun 2023 ini juga mengatakan bahwa acara bedah buku ini sangat menginspirasi dan menggugah semangat dalam membangun percaya diri para kaum wanita muda Indonesia.

“Melihat perkembangan saat ini, perjuangan Kartini bisa kita lakukan dengan menyuarakan konten literasi di sosial media. Dengan konten yang positif tersebut pesan dan makna sosok Kartini dapat tersampaikan dan menjangkau khalayak yang lebih luas,” ujar Amanda.

Terkait pembacaan surat Kartini, ia merasa terharu dengan isi surat tersebut. Menurutnya, perjuangan Kartini masa itu sangatlah tidak mudah dan tentunya perlu keberanian dan tekad yang tinggi untuk menembus cita-cita. “Beruntungnya, kami sebagai generasi muda tidak menghadapi situasi sulit tersebut. Semoga sosok Kartini terus menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia di setiap generasi,” tutupnya.

Dalam acara bedah buku ini, turut dilakukan diskusi panel dengan menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu penulis buku Trilogi Kartini, Wardiman Djojonegoro; Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabinet Indonesia Bersatu, Meutia Farida Swasono; dan Sastrawan, Linda Christanty. Selain itu, sebagai rangkaian acara para peserta juga diajak untuk menyanyikan lagu ”Ibu Kita Kartini” dan mendengarkan pembacaan sejumlah surat Kartini oleh perwakilan Duta Bahasa.

Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

#PendidikanBermutuuntukSemua

#KemendikdasmenRamah

Memaknai Perjuangan Sosok Kartini sebagai Upaya Pemajuan Pendidikan Indonesia Read More »

Festival Tunas Bahasa Ibu: Menyemai Cinta dan Warisan Budaya dengan Merawat Bahasa

Oleh: Rizka Aulia

Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, turut mendukung program Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dengan melaksanakan perayaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Sumatera Utara pada 13—16 November 2024 di Hotel Le Polonia, Medan.

Di tengah derasnya arus globalisasi, FTBI hadir sebagai bentuk kepedulian Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU) untuk menyeimbangkan dan menghidupkan kembali rasa bangga terhadap kekayaan bahasa dan budaya di Sumatera Utara. Sumatera Utara dengan keanekaragaman etnis, budaya, dan bahasa menjadi panggung yang tepat bagi tunas bahasa ibu untuk memamerkan kebolehannya.

Sebelum sampai pada tahap FTBI hari ini, berbagai tahapan telah dilaksanakan oleh Kelompok Kepakaran Layanan Profesional Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra (KKLP Molinbastra) BBPSU. Tahapan dimulai dengan Rapat Koordinasi Antarinstansi, Diskusi Kelompok Terpumpun dengan Pakar dan Maestro, Peningkatan Kompetensi Guru Utama, Pengimbasan oleh Guru-Guru di kabupaten/kota, Pemantauan dan Evaluasi oleh KKLP Molinbastra BBPSU, Pelaksanaan FTBI tingkat kabupaten/kota, hingga sampailah pada Puncak Perayaan FTBI Tingkat Provinsi.

Tahapan yang sama sekali tidak singkat. Oleh karena itu, pada puncak FTBI ini sebanyak 168 siswa sudah seharusnya merayakan dan turut bersenang-senang selama kegiatan berlangsung. “Marilah kita berikan apresiasi kepada anak-anak kita yang telah berbahagia, bersenang-senang, berlatih, dan merevitalisasi bahasa daerah mereka. Karena aktor utama pada revitalisasi bahasa daerah ini adalah tunas muda yang telah menggunakan bahasa daerah dalam berbagai permainan dan media dengan penuh sukacita dan penuh kegembiraan.” Ujar Hidayat Widiyanto, Kepala BBPSU dalam sambutannya. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, mewakili Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Roedy Fahrizal. Roedy menyampaikan, “Anak-anak, janganlah merasa rendah diri ketika menggunakan bahasa daerah. Karena di suatu masa nanti, bahasa daerah akan semakin langka penggunaannya. Maka, di sinilah peran kalian sebagai tunas bahahsa ibu menjadi tonggak penerus warisan bahasa dan budaya yang ada di Sumatera ini. Banggalah terhadap bahasa dan budaya yang kalian miliki.”

BBPSU bersama 12 kabupaten/kota melaksanakan revitalisasi bahasa daerah Melayu dialek Panai, Melayu dialek Sorkam, Melayu dialek Asahan, Melayu dialek Langkat, Batak dialek Angkola, Batak dialek Toba, Batak Simalungun, dan Bahasa Nias yang juga merupakan daerah yang turut andil dalam FTBI kali ini. Siswa-siswi tunas bahasa ibu menampilkan 7 jenis kegiatan, membaca dan menulis aksara daerah, menulis cerita pendek, membaca dan menulis puisi (sajak), mendongeng, pidato, menyanyi atau tembang tradisi, serta komedi tunggal.

FTBI lebih dari sekadar panggung pertunjukan kebolehan. Dalam kemeriahan dentingan musik, gemuruh puisi, lelucon komedi tunggal, tersirat sebuah harapan bahwa bahasa ibu akan terus hidup dalam percakapan sehari-hari dan terpatri dalam setiap generasi.

Bahasa ibu adalah salah satu jantung dari keberagaman yang ada di Sumatera Utara. Melalui FTBI, harapannya siswa dapat lebih menghargai, bangga, dan turut andil dalam merawat bahasa daerah. Bermodalkan bahasa daerah, para siswa mencetak prestasi bergengsi tingkat provinsi yang nantinya akan tercatat dalam Pusat Prestasi Nasional. Syaiful Bahri, M. Hum., mewakili Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra dalam penguatannya menyampaikan “Anak-anak yang kami banggakan, sebagai tunas bahasa ibu kalian sudah sepatutnya bangga, karena dengan bermodalkan bahasa daerah kalian mampu mencetak prestasi yang akan ditorehkan dalam Pusat Prestasi Nasional.”

Sebagai penutup, FTBI merupakan cermin bagi sebuah bangsa yang sadar akan akar budayanya, yang menyadari bahwa bahasa ibu adalah jembatan penghubung antara masa lalu dan masa depan. Sebuah perjalanan yang tak hanya mengingatkan kita pada kisah nenek moyang, tetapi juga memberi kesadaran untuk terus merawat keberagaman dengan bahasa sebagai petunjuk dan budaya sebagai pijakan.

Festival Tunas Bahasa Ibu: Menyemai Cinta dan Warisan Budaya dengan Merawat Bahasa Read More »