Kelompok Kepakaran Layanan Profesional (KKLP) Penerjemahan, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melaksanakan kegiatan Sosialisasi Produk Penerjemahan di Hotel JW Marriott, Medan pada Senin, 27 November 2023. Kegiatan ini melibatkan 52 peserta yang berasal dari komunitas literasi, guru dan siswa kelas rendah (kelas 1—3) sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah negeri maupun swasta, serta Duta Bahasa Sumatera Utara. Keseluruhan peserta berasal dari Kota Medan, Binjai, dan Deliserdang.
Sosialisasi ini merupakan kegiatan tahap akhir dari beberapa rangkaian kerja yang sudah dimulai sejak awal tahun. Adapun produk yang diluncurkan sebanyak 70 produk yang berasal dari karya 10 orang pemenang Sayembara Menulis Cerita Anak Dwibahasa; hasil Bimtek Penerjemahan Cerita Anak; penerjemahan Naskah Budaya Bahasa Daerah; dan hasil Bimtek Juru Bahasa Isyarat. Produk-produk penerjemahan ini merupakan bagian dari ikhtiar Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara dalam mendukung pemajuan Gerakan Literasi Nasional yang diimplementasikan melalui penerbitan buku bacaan bermutu.
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan budaya literasi pada elemen pendidikan yang meliputi keluarga, sekolah, serta masyarakat. Dengan pelibatan seluruh elemen ini, diharapkan dapat mendongkrak daya baca anak bangsa khususnya pada tingkat sekolah dasar. Keseluruhan produk ini merupakan representasi dari kearifan lokal Sumatera Utara, untuk itu diharapkan dapat mendorong penguatan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto dalam acara pembukaan kegiatan mengharapkan agar produk penerjemahan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kecakapan literasi di lingkungan sekolah dan rumah.
Selain penyampaian materi mengenai Peran BBPSU dalam Meningkatkan Literasi di Sumatera Utara dan Sosialisasi Produk Penerjemahan BBPSU yang masing-masing disampaikan oleh Hidayat Widiyanto, M.Pd. dan Yolferi, M.Hum. untuk penguatan kepada komunitas literasi dan para guru, sosialisasi ini juga melibatkan para siswa secara langsung untuk mempraktikkan membaca nyaring, menceritakan kembali, serta memberi tanggapan terhadap buku-buku yang diluncurkan. Semuanya dikemas dalam konsep “permainan” yang seru agar para siswa dapat bahagia mengikuti kegiatan. Kegiatan diakhiri dengan pembagian buku-buku produk Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara Tahun 2023 untuk menambah koleksi perpustakaan sekolah maupun komunitas literasi. (Lap. Chai)
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Sumatera Utara pada Selasa—Kamis, 14—16 November 2023 di Asrama Haji Medan.
Festival ini diikuti oleh 140 pelajar tingkat SD dan SMP sederajat dari 10 kabupaten/kota di Sumatera Utara. Seluruh siswa menampilkan kepiawaiannya dalam berbahasa daerah dengan 7 jenis metari, yaitu membaca dan menulis aksara daerah, menulis dan membaca cerpen, membaca dan menulis puisi/sajak, mendongeng, berpidato, bernyanyi/tembang tradisi, dan berkomedi tunggal dengan berbahasa daerah Melayu dialek Panai, Melayu dialek Asahan, Melayu dialek Langkat, Batak dialek Angkola, serta Batak dialek Toba.
Kepala BBPSU, Hidayat Widiyanto, M.Pd. dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Sebelum sampai pada tahap ini, seluruh peserta telah mengikuti FTBI tingkat kabupaten.
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbudristek, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Kakanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas Pendidikan dari 9 kabupaten/kota, budayawan, tokoh adat, sastrawan, hingga masyarakat.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemdikbudristek, Dr. Muhammad Abdul Khak menyampaikan bahwa lingkungan keluarga (rumah tangga) adalah tempat bahasa daerah hidup. “Jika rumah tangga sudah tidak menggunakan bahasa daerah, maka dikhawatirkan bahasa daerah dapat tergerus”, tuturnya.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang diwakili oleh Kabid Pembinaan SMK, Dr. Suhendri M.A. menyampaikan bahwa FTBI ini sangat baik untuk kelangsungan hidup bahasa daerah karena bahasa merupakan suatu kekayaan yang harus tetap dijaga. “Semoga kegiatan FTBI tingkat Provinsi Sumatera Utara ini memberikan manfaat yang luar biasa dan kecintaan anak-anak terhadap bahasa ibunya tetap terjaga dari masa ke masa”, pungkasnya.
Festival Tunas Bahasa Ibu menjadi momen bahagia bagi anak-anak untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap bahasa daerahnya dan sebagai upaya merawat bahasa daerah melalui cara-cara yang kreatif dengan konsep merdeka belajar.
Medan, 16 November 2023 – Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah, terus digaungkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kali ini, melalui Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara dengan mengadakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2023 pada 15 November 2023, bertempat di Asrama Haji Embarkasi Medan, Sumatra Utara.
FTBI Provinsi Sumatra Utara dihadiri undangan dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Utara, para Kepala Dinas Pendidikan dari sepuluh kabupaten/kota, beserta jajaran, para budayawan, tokoh adat, sastrawan, orang tua dan pemangku kepentingan lainnya. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kemendikbudristek, turut hadir mewakili Kepala Badan Bahasa.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muh. Abdul Khak, mengatakan dalam sambutannya, bahwa sejarah Bahasa Ibu diperkenalkan pada tanggal 17 November 1999 oleh UNESCO. Pada saat itu, UNESCO menetapkan bahwa 21 Februari menjadi Hari Bahasa Ibu Internasional. Hari Bahasa Ibu Internasionl tercipta dikarenakan suatu peristiwa bahasa di suatu negara yang menjadi terpecah menjadi dua, yaitu Pakistan dan Bangladesh.
Selanjutnya, Muh. Abdul Khak menambahkan bahwa bahasa sudah menjadi sebuah ideologi dan perlu untuk direvitalisasi agar tetap hidup dan tidak punah. “Sama halnya dengan bahasa daerah di Indonesia supaya tetap hidup hingga keturunan-keturunan selanjutnya,” ucapnya di Medan, Rabu (15/11). Ia juga menghimbau masyarakat untuk mempertahankan bahasa daerah mulai dari lingkungan rumah sebagai ‘benteng’ awal untuk mempertahankan bahasa daerah.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto, mengungkapkan bahwa bahasa daerah punah karena para penutur mudanya tidak lagi menggunakan bahasa tersebut. Begitu juga para orang tua tidak lagi mewariskan bahasa tersebut kepada anak-anaknya. “Untuk itu, bahasa daerah harus dipakai secara meluas, terutama oleh para penutur muda. Itu prinsip revitalisasi yang tepat guna,” tegasnya.
Di Provinsi Sumatra Utara saat ini telah dilakukan revitalisasi bahasa Melayu dialek Panai di Kabupaten Labuhan Batu, bahasa Melayu dialek Sorkam di Kabupaten Tapanuli Tengah, bahasa Batak dialek Mandailing-Angkola di Kota Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Kelima kabupaten/kota ini sudah sejak 2022 telah melakukan revitalisasi bahasa daerahnya.
“Pada 2023 ini kami mengajak Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat untuk bahasa Melayu dialek Langkat, Kabupaten Asahan untuk bahasa Melayu dialek Asahan/Tanjungbalai, dan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Samosir untuk bahasa Batak dialek Toba. Taihun depan, jumlah bahasa dan jumlah kabupaten akan ditambah dengan kerja sama bersama pemerintah daerah kabupaten/kota lainnya,” jelas Hidayat Widiyanto.
Dukungan Pemerintah Sumatra Utara
Kepala Bidang Pembinaan SMK, Suhendri, berharap di tahun 2024 yang akan datang, peserta FTBI tidak hanya berasal dari siswa/siswi baik tingkat SD maupun SMP saja melainkan juga tingkat SMA/MA maupun SMK. Menurutnya, para peserta merupakan penjaga bahasa di Sumatra Utara.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Ahmad Qosbi, menyampaikan bahwa bahasa daerah merupakan kekayaan bangsa milik Indonesia, maka dari itu Kementerian Agama (Kemenag) juga memberikan satu program moderasi beragama yang di dalamnya termasuk FTBI. Inti dari moderasi beragama mengacu pada empat indikator, yaitu cinta terhadap bangsa dan tanah air, toleransi, anti kekerasan, serta menerima dan menghargai budaya maupun adat istiadat lokal.
Kegiatan revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Sumatra Utara telah melibatkan 251 guru utama yang disebut guru master. Pada 12—15 Juni 2023 dan 19—22 Juni 2023 seluruh guru utama ini telah mendapat pelatihan intensif dalam bentuk Traning of Trainer (ToT) oleh instruktur selama kurang lebih seminggu. Para guru utama yang dilatih, dipilih dari kabupaten-kabupaten yang bahasanya direvitalisasi.
Para guru utama yang telah dilatih ini, lalu mengimbaskan pengetahuan yang didapatnya ke guru-guru sejawat. Setelah itu, guru sejawat yang telah mendapat pengimbasan dari guru utama ini, melakukan pengimbasan lagi ke siswa dalam bentuk pelatihan berbasis sekolah.
Tercatat, ada sejumlah 2.380 guru sejawat yang dilibatkan dan 30.404 siswa yang terdiri atas 7.129 siswa SD dan 23.275 siswa SMP sederajat yang terlibat dalam pembelajaran ini. Selain guru sejawat dan siswa, kegiatan revitalisasi bahasa daerah ini juga melibatkan para pemangku kepentingan. Ada 10 Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota yang mendukung revitalisasi pada tahun 2023. FTBI tingkat Provinsi ini menghadirkan 140 penampil dari 10 kabupaten/kota. Selain itu, acara ini juga melibatkan akademisi, tokoh adat, pakar, dan maestro budaya setempat pada prosesnya sampai pada tahap ini.
Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 640/sipers/A6/XI/2023
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri Youtube: KEMENDIKBUD RI Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id #MerdekaBelajar
Menjadi dua orang yang mewakili nama provinsi di kancah nasional, tentunya menjadi sebuah kehormatan, kebanggaan, dan tanggung jawab bagi kami, M Deny Effendy Tambusay dan Windy Niskya Rahmi Harefa, yang terpilih sebagai Terbaik I Duta Bahasa Sumatera Utara Tahun 2023.
Sehari setelah malam penganugerahan di tingkat provinsi, tepatnya tanggal 9 Juni 2023, amanah ‘itu’ mulai kami bangun bersama Ikatan Duta Bahasa Sumatera Utara. Kami saling menggenggamkan tangan, menyusun fondasi keakraban sebagai kekuatan awal menuju pemilihan Duta Bahasa Nasional Tahun 2023.
Seperti yang kita ketahui, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa membentuk Duta Bahasa sejak tahun 2006 silam. Pada pembentukannya, Duta Bahasa tentunya tidak hanya memiliki kemahiran berbahasa Indonesia secara baik dan benar, tetapi juga peduli dalam melestarikan bahasa daerah, dan kemauan untuk menguasai bahasa asing untuk menghadapi tantangan global.
Kegiatan Pemilihan Duta Bahasa dilaksanakan dengan misi untuk senantiasa menciptakan generasi muda yang siap menyelaraskan sumpah yang dilahirkan pada tahun 1928 dengan kehidupan nyata sesuai dengan dinamika perkembangan zaman, supaya mampu memantik peran dalam memantapkan fungsi bahasa Indonesia guna memperkuat jati diri dan daya saing bangsa.
Untuk menepati janji tersebut, Duta Bahasa Sumatera Utara mengambil peran untuk mematangkan langkah menuju Duta Bahasa Nasional. Sebelum keberangkatan, kami melaksanakan beberapa rangkaian persiapan, mulai dari pembuatan dan pelaksanaan krida, teknik wicara publik, penguasaan bahasa asing, wawasan kebahasaan dan kesastraan, tata cara penulisan artikel, pembuatan iklan kebahasaan, hingga melatih kepribadian. Lagi-lagi, tentunya segala persiapan kami ini, didampingi oleh Ikatan Duta Bahasa Sumatera Utara serta Bapak dan Ibu Pembina.
”Berlarut dalam kesibukan, akan membuatmu merasa waktu cepat berjalan”. Kalimat tersebut ternyata benar adanya. Minggu, 24 September 2023, kami berangkat dari Bandara Kualanamu (Sumatera Utara) dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta (Banten) setelah menempuh waktu kurang lebih dua jam di dalam pesawat. Selanjutnya kami menginap di Fave Hotel, untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk esok hari. Hari Senin, 25 September 2023, tepatnya pukul 12.00 WIB, kami bergegas menuju Hotel Sultan, Jakarta Pusat yang merupakan tempat pelaksanaan Pemilihan Duta Bahasa Nasional Tahun 2023. Sampai di sana, perasaan kami campur aduk, antara senang dan sedikit gugup bertemu dengan delegasi terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia, serta para panitia pelaksana tentunya. Namun, seketika perasaan gugup itu menepis ketika kami semua mulai bisa menyapa, berkenalan, lalu bercengkrama.
Semuanya berjalan lancar, Pemilihan Duta Bahasa Nasional Tahun 2023 secara resmi dibuka oleh Bapak Muh Abdul Khak (Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra), lalu seluruh peserta mengikuti taklimat yang disampaikan oleh panitia. Berkesan, pada hari pertama ini, Windy Niskya Rahmi Harefa, terpilih menjadi Ibu Lurah Keluarga Duta Bahasa Nasional tahun 2023.
Keesokan harinya, tepatnya pada Selasa, 26 September 2023, kami mengikuti melaksanakan tiga rangkaian kegiatan. Pada penilaian teknik wicara publik, kami mendapatkan tema ”Urgensi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Warga Negara Asing”. Selesai menyampaikan pendapat, kami berkesempatan untuk menjawab pertanyaan dari Bapak Muh Abdul Khak terkait tema tersebut. Setelah selesai, kami melanjutkan dengan penilaian teknik wicara bahasa asing. Kami memperkenalkan diri, menceritakan latar belakang diri, serta mengutarakan peran dan kami ingin menjadi duta bahasa. Terakhir, seluruh peserta mengikuti kelas evaluasi konten kebahasaan di media sosial, salah satunya oleh Uda Ivan Lanin.
Hari ketiga pemilihan Duta Bahasa Nasional, Rabu, 27 September 2023. Seluruh peserta mengikuti rangkaian presentasi Krida Kebahasaan dan Kesastraan yang telah dilaksanakan di provinsi masing-masing. Pada kesempatan ini, kami memperkenalkan krida kebanggaan Duta Bahasa Sumatera Utara, yaitu OPISADA (Olah Pikir Bahasa Daerah) edisi Batak Toba. Singkatnya, OPISADA merupakan sebuah media pembelajaran sekaligus media permainan yang bertujuan untuk mewujudkan poin kedua Trigatra Bangun Bahasa, yaitu pelestarian bahasa daerah. Bersyukur, kami mendapatkan respons yang baik dari para dewan juri serta teman-teman dari seluruh provinsi, mereka kami dan berharap supaya OPISADA akan hadir dalam berbagai varian bahasa daerah di seluruh Nusantara. Setelah penilaian krida, dilanjutkan dengan evaluasi artikel kebahasaan dan kesastraan Oleh Hilmi Faiq, Setyo Untoro, dan Riza Sukma.
Masih berlanjut pada penilaian, hari Kamis, 28 September 2023, seluruh peserta melaksanakan tes kepribadian. Dalam hal ini, kami diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri melalu gambar, berbagai pilihan, pendapat, dan permainan baik secara individu maupun berkelompok. Kemudian, pada sore hari seluruh finalis menampilkan bakat seni dan budaya dari provinsi masing-masing. Kami (Windy dan Deny), menyuguhkan tarian dengan judul “Sungkawa Pembawa Petaka”. Tarian ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang berasal dari daerah Batak Toba. Mereka hidup bahagia pada awalnya, sebelum sungkawa itu datang. Sang suami meninggal dunia karena penyakit yang diderita, namun sang istri tidak rela akan hal takdir tersebut. Berniat untuk menghidupkan kembali jasad suami, sang istri berubah menjadi datu-datu (dukun) dan melakukan berbagai ritual. Namun, bukannya roh sang suami, justru yang terpanggil adalah Begu Ganjang (Hantu Panjang). Setelah melakukan berbagai perlawanan dengan Begu, akhirnya sang istri menyesali perbuatannya dan berusaha mengikhlaskan kepergian sang suami.
Pada penampilan bakat seni dan budaya, kami juga bisa menikmati berbagai pesan moral dari penampilan para peserta. Sampailah kami pada tahap akhir mengikuti penilaian. Jumat, 29 September 2023, merupakan hari puncak Pemilihan Duta Bahasa Nasional. Hari itu di mulai dengan latihan koreografi yang akan ditampilkan pada malam penganugerahan dan diikuti oleh seluruh peserta. Tarian ini memiliki tema campuran antara tradisional dan modern. Pun, seluruh peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Arunika dan Baswara. Setelahnya, mulai pukul 19.00 WIB, seluruh finalis, panitia, dan tamu undangan mengikuti rangkaian kegiatan Malam Penganugrahan Duta Bahasa Nasional Tahun 2023. Pada malam itu, Ibu Erina Gudono (Putri Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta 2022), Ibu Chatarina Muliana (Inspektur Jenderal Kemendikbudristek), dan Bapak E. Aminudin Aziz (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa), menjadi dewan juri kehormatan yang dihadirkan untuk menilai wicara publik oleh finalis yang masuk dalam 10 besar.
Kurang lebih lima hari kami merajut benang merah antara kompetisi dan kehangatan Dubasnas di Jakarta, tak terasa telah sampai pada ujung untuk simpulnya. Mengenal 60 delegasi dari 30 provinsi di seluruh Indonesia merupakan kesempatan yang tentunya tidak datang dua kali. Banyak kesan dan pesan yang kami dapatkan, tawa, sendu, haru, dan bahagia, bercampur menjadi satu.
Menang tidak selalu tentang kejuaraan. Bagi kami, berani melangkah dan melakukan perubahan yang baik, juga tergolong dalam kata ”menang”.
Demikian pengalaman kami, Windy dan Deny, selama mengikuti Pemilihan Duta Bahasa Nasional tahun 2023. Salam Literasi, dan mari tetap Rupawan Karena Bahasa!
Medan, 28 September 2023—Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan pemberdayaan komunitas literasi melalui Festival Literasi pada 25—28 September 2023 di Aula Sisingamangaraja XII, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten, 80 penggiat literasi, Siswa SD, SMP, dan SMA dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Utara.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumut, Hidayat Widiyanto, yang mewakili Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra menjelaskan bahwa kegiatan festival ini merupakan ajang silaturahmi dan ajang pemberdayaan untuk saling berkomunikasi dalam rangka penguatan dan peningkatan literasi di Sumatera Utara.
“Saya berharap, Diskusi-diskusi yang produktif dalam kegiatan ini bisa memberikan masukan untuk membuat agenda pemberdayaan atau hal-hal yang akan dilakukan dalam rangka penguatan dan peningkatan literasi di Sumut ke depannya,” ucap Hidayat saat membuka Festival Literasi Tahun 2023 pada Senin, 25 September 2023.
Kegiatan Festival Literasi 2023 dilaksanakan sebagai tindak lanjut pemutakhiran data profil komunitas literasi yang telah dimulai sejak 2022. Pengategorian komunitas literasi terdiri atas kategori A, B, dan C, dengan kategori A sebagai kategori paling baik dan dianggap sudah memenuhi komponen manajerial yang baik untuk mengadakan aktivitas literasi dan kelengkapannya. Dalam pembukaan juga disampaikan apresiasi kepada sembilan komunitas yang berkategori sangat baik tersebut, yaitu 1) Forum Pemuda Peduli Pendidikan Karo (Sapo Literasi), 2) Lingkaran Quantum Indonesia, 3) Lembaga Ya’ahowu-TBM Ya’ahowu, 4) Medan Membaca, 5) Padepokan Iqro, 6) Perpustakaan Al-Hidayah, 7) TBM Azka Gemilang, 8) TBM Desa Lubuk Kertang, dan 9) TBM Ridha.
Dalam kegiatan tersebut dihadirkan narasumber-narasumber yang cakap dan ahli di bidang literasi sebagai katalisator pengembangan komunitas literasi, yaitu Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, Wien Muldian (Ketua Umum Perkumpulan Literasi Indonesia), Benny Arnas (praktisi literasi, sastrawan), Nany Susilawati (Sekretaris Asosiasi Origami Indonesia-Sumut), dan Ismail Pong (Ketua Forum TBM Sumut) beserta sejumlah juri yang kompeten di bidangnya masing-masing. Peserta mendapatkan materi pelatihan manajemen dan penyusunan program literasi, serta diskusi-diskusi produktif tentang praktik baik berliterasi.
Eka Dalanta, perwakilan Ngobrol Buku, menyampaikan apresiasi untuk Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara yang sudah melaksanakan Festival Literasi 2023 karena membantu komunitas literasi di Sumatera untuk saling bertemu dan membentuk jejaring yang baru. Eka juga menambahkan bahwa dia menunggu gebrakan baru dan kegiatan magang literasi yang diusung oleh BBPSU.
“Sebuah langkah bagus untuk mengumpulkan komunitas literasi karena ini sebagai apresiasi bagi kami dan menjadi wadah bagi komunitas literasi Sumut untuk mengenal dan berkumpul dan membentuk jejaring. Saya juga tidak sabar dengan rencana aksi BBPSU, magang literasi. Ini gerakan keren dan jangan pernah berhenti untuk kemajuan literasi di Sumatera Utara,” tutur Eka.
Perwakilan peserta yang lain, Muhammad Azhari dari Rumah Baca Laskar Pelangi Asahan, juga menyampaikan hal senada dengan Eka mengenai kegiatan Festival Literasi 2023. Azhari bersyukur dengan terlaksananya kegiatan ini, komunitas literasi mampu memberikan inspirasi dan bertukar gagasan untuk mengembangkan komunitas literasi di daerahnya.
“Festival Literasi 2023 merupakan salah satu kegiatan yang sangat bagus. Komunitas literasi di Sumatera Utara dikumpulkan dan dikenalkan satu dengan yang lain. Pameran produk dan aktivitas komunitas literasi juga menginspirasi saya untuk rencana pengembangan rumah baca saya. Kegiatan ini mengajarkan kami berkolaborasi untuk menciptakan ide baru yang akan meningkatkan kualitas rumah baca kami ke depannya,” pungkas Azhari. Festival Literasi dimeriahkan dengan berbagai jenis perlombaan seperti, menggambar spontan dan bermain membaca untuk jenjang SD, berlakon untuk jenjang SMP, dan konten literasi wajah sekolah untuk jenjang SMA. Kegiatan ini juga diharapkan mampu membangkitkan semangat anak sejak dini seperti tema kegiatan Festival Literasi Sumatera Utara 2023, “Literasi sejak Dini, Literasi dari Hati” (Nv,Hd).
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara melaksanakan kegiatan Bengkel Apresiasi Sastra Pantun Karo (Ndung-Ndungen) yang diikuti oleh siswa SMP negeri dan swasta di Kabupaten Karo pada Rabu—Jumat, 12—14 Juli 2023 yang diadakan di Hotel Sinabung, Berastagi. Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas dalam pelestarian bahasa daerah.
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu unit pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang memiliki tugas untuk mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra. Dalam hal melaksanakan kegiatan Bengkel Apresiasi Sastra Pantun Karo (Ndung-Ndungen), merupakan salah satu kegiatan prioritas dalam melaksanakan pelindungan bahasa daerah.
Sastra Pantun Karo merupakan salah satu bagian dari Ndung-Ndungen yang memiliki banyak cabang sastra lainnya. Ndung-Ndungen ini, dahulu digunakan dalam memberikan nasihat- nasihat kepada orang lain, dipercaya dengan Ndung-Ndungen ini dapat diterima oleh masyarakat karena penerapan ini sesuai dengan kehidupan sehari-hari masyrakat Karo.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto, M.Pd., mengatakan bahwa Bengkel Apresiasi Sastra Pantun Karo (Ndung-Ndungen) ini termasuk dalam kegiatan pelindungan bahasa daerah dan peningkatan literasi yang merupakan program prioritas Badan Bahasa tahun ini.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang Pembinaan SMP, Irwan Ganti, S.Pd., M.I.P. yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo. Dalam acara tersebut, Irwan menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan semangat para siswa dalam melestarikan sastra Karo, khususnya pantun Karo (Ndung-Ndungen), yang pada saat ini sudah hampir hilang. Dahulu hal yang serupa pernah ada, yaitu Turi-Turin yang merupakan penyampaian nasihat melalui cerita, seolah-olah cerita yang disampaikan itu nyata sehingga nasihat yang disampaikan mampu diserap oleh orang yang mendengarnya.
Irwan juga menyampaikan harapan semoga Ndung-Ndungen dan Turi-turin ini mampu dilestarikan dan diwariskan ke generasi selanjutnya. Berikutnya, ia juga berterima kasih kepada Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara dan bangga atas pelaksanaan kegiatan ini.
Seluruh peserta juga dibekali materi oleh narasumber, yaitu Sahril, Hasan Al Banna, Simpei Sinulingga, dan Jepta Saputra Bangun. Peserta dibekali materi tentang mengenal pantun, kreatif bermain kata dan rima, mengenal pantun Karo, dan memamerkan seni pertunjukan sastra lisan Karo. Kegiatan ini diikuti oleh 32 siswa SMP dan 8 guru pendamping di Kabupaten Karo dengan pemberian pembelajaran dan pengalaman yang menarik bagi para siswa, khususnya dalam melestarikan bahasa Karo. Para siswa juga sangat senang dan bahagia dalam mengikuti acara ini.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU), Hidayat Widiyanto, M.Pd., bersama Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) UKBI BBPSU melakukan audiensi dan koordinasi teknis pelaksanaan UKBI Adaptif Merdeka di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan pada Senin, 10 Juli 2023. Hidayat dan tim disambut baik oleh Dekan FKIP Unpri, Dian Syahfitri, M.Hum., yang didampingi Sartika Sari, M.Hum. dan Esra Perangin-Angin, M.Pd. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari permohonan kerja sama Unpri kepada BBPSU terkait dengan pelaksanaan UKBI Adaptif Merdeka secara massal.
Dalam kesempatan ini, Dian menyampaikan maksud kerja sama yang ditawarkan kepada BBPSU, yaitu akan dilaksanakannya UKBI Adaptif Merdeka berbayar yang diikuti sebanyak seribu peserta di Unpri. Seribu peserta tersebut nantinya sebagian besar merupakan mahasiswa FKIP, sedangkan sisanya adalah mahasiswa dari berbagai fakultas di Unpri.
Koordinator KKLP UKBI BBPSU, Imran, M.Hum., menjelaskan mekanisme yang harus dijalani Unpri ketika akan melaksanakan UKBI Adaptif Merdeka massal ini. Pihak Unpri harus mendata peserta dan mengirimkan data tersebut kepada pihak BBPSU untuk mempermudah pendaftaran peuji secara kolektif. Untuk teknis pelaksanaannya, ujian dapat dilangsungkan dalam dua sesi dengan jumlah peserta sebanyak 500 orang per sesi. Sebelum pertemuan diakhiri, Hidayat menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Unpri. Atas nama BBPSU, Hidayat sangat mendukung upaya Unpri dan berharap UKBI Adaptif Merdeka secara massal yang telah direncanakan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Pertemuan diakhiri dengan penyerahan cendera mata dan foto bersama.
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara melaksanakan seminar BIPA pada 5 Juli 2023 di Hotel J.W. Marriott, Medan. Seminar bertopik “Strategi dan Peran Pengajar BIPA dalam Penginternasionalan Bahasa Indonesia”. Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas lembaga dalam rangka mengawal regulasi, koordinasi, dan fasilitasi ke-Bipa-an khususnya di wilayah Sumatera Utara. Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu unit pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang memiliki tugas untuk mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra serta meningkatkan status bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Peningkatan status bahasa Indonesia ini menjadi satu dari tiga program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) mempunyai peran penting dan strategis dalam memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat internasional. Berbagai upaya strategis telah dilakukan untuk meningkatkan jati diri dan martabat bangsa Indonesia serta menjadikan bahasa Indonesia sebagai kebanggaan bagi penutur asing di luar negeri. Antusiasme warga dunia untuk mempelajari Bahasa Indonesia semakin terlihat dari Program BIPA.
Sampai akhir tahun 2022, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek telah memfasilitasi lembaga penyelenggara program BIPA sebanyak 185 lembaga di 52 negara dengan total 150.290 pemelajar dan 307 penugasan pengajar. Angka tersebut menjadi bukti bahwa minat warga asing terhadap bahasa Indonesia terus meningkat di berbagai belahan dunia. Capaian tersebut tidak terlepas dari hasil koordinasi antara Badan Bahasa dan berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Badan Bahasa melalui Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara sebagai unit pelaksana teknis melaksanakan koordinasi penyusunan kebijakan di bidang bahasa dan sastra perlu memastikan adanya partisipasi publik dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Hal tersebut sangat penting karena masyarakat sebagai subjek dan pelaku kebahasaan memiliki pengalaman dan pemahaman yang unik tentang bahasa dan kebutuhan bahasa mereka, termasuk bagaimana bahasa itu dikelola untuk dibawa ke ranah global. Untuk itu, diperlukan berbagai ikhtiar untuk mewujudkannya.
Pelayanan profesional program BIPA bagi lembaga di wilayah Unit Pelaksana Teknis (UPT) balai/kantor bahasa di Indonesia dapat dilaksanakan melalui tiga model kegiatan, yaitu bimbingan teknis, forum ilmiah, dan pemasyarakatan. Pemfokusan layanan profesional program BIPA di wilayah kerja UPT melalui tiga model kegiatan tersebut bertujuan memprioritaskan peran balai/kantor bahasa sebagai pengelola kegiatan koordinasi dan fasilitasi pengembangan program BIPA di dalam negeri. Berdasarkan kondisi yang dipaparkan di atas, perlu adanya forum ilmiah keBIPA-an yang dilaksanakan melalui fasilitasi penyelenggaraan seminar ilmiah ke-BIPA-an di Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan seminar ini merupakan rangkaian kegiatan fasilitasi lembaga penyelenggara BIPA yang diawali bimbingan teknis peningkatan kompetensi pengajar BIPA Sumatera Utara pada tanggal 20—21 Februari 2023. Sebagai tindak lanjut seminar ini akan dilakukan kooordinasi antarlembaga yang melibatkan lembaga penyelenggara BIPA, pegiat dan pengajar BIPA, pemerintah daerah, dan Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara.
Seminar BIPA pada hari ini mengangkat topik “Strategi dan Peran Pengajar Bipa dalam Penginternasionalan Bahasa Indonesia” yang diikuti 100 peserta dari perwakilan berbagai lembaga BIPA, kampus perguruan tinggi, pengajar dan pegiat BIPA, para mahasiswa pemelajar BIPA, dan mahasiswa Indonesia yang telah mendapat mata kuliah ke-BIPA-an. Seminar ini menghadirkan narasumber dari berbagai pemangku kepentingan; yaitu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang diwakili oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Dr. H. Agus Tripriyono, Koordinator Kerja Sama APPBIPA Pusat, Ibu Paulina Chandrasari Kusuma, M. Hum., dan Pengajar dari UN Migration Indonesia Internasioanl Migration Organization, Ibu Nurul Nayla Azmi Dalimunthe, M.Si.
Diharapkan forum ilmiah ini dapat menjadi pertemuan ilmiah dalam menampung ide dan pikiran baru sebagai upaya untuk mempercepat partisipasi publik dalam penginternasionalan bahasa Indonesia. Misi ini harus diperkuat oleh semua pemangku kepentingan karena telah diamanatkan dalam Pasal 44 UU RI No. 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan “Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan.
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara melalui Kelompok Kepakaran Layanan Profesional Pembinaan Bahasa dan Hukum melaksanakan kegiatan Penyuluhan Bahasa Indonesia bagi Tenaga Profesional dan Calon Profesional di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan pada hari Rabu—Kamis, 10—11 Mei 2023 di Aula Sarasi, Kantor Bupati Tapanuli Selatan. Peserta kegiatan sebanyak 50 orang terdiri atas OPD di jajaran Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, guru PAUD, SD, dan SMP negeri dan swasta, serta Lembaga Budaya Tapanuli Selatan.
Didampingi Kepala Dinas Pendidikan Tapanuli Selatan, Arman Pasaribu, beserta jajarannya, kegiatan dibuka secara resmi oleh Bupati, Dolly Putra Parlindungan Pasaribu, yang dilanjutkan dengan penyajian materi mengenai Peran Pemerintah Daerah dalam Pemantapan Penggunaan Bahasa Indonesia di Tapanuli Selatan. Dalam paparannya, Dolly memulainya dengan menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu negara dan menyampaikan pentingnya peranan bahasa yang termaktub dalam ikrar Sumpah Pemuda 1928 butir ketiga yaitu menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Selain itu juga, Dolly menekankan beberapa landasan hukum yang mengatur tentang penggunaan bahasa Indonesia dan daerah, dan mengimbau agar masyarakat Tapanuli Selatan menerapkannya dalam pola komunikasi sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan undang-undang dan perda yang ada.
Pada sesi berikutnya, Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto, menyampaikan materi tentang Kebijakan Bahasa dengan memaparkan isu kebahasaan yang ada di Indonesia yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan identitas bangsa; bahasa daerah sebagai identitas kedaerahan yang eksistensinya berada di tengah ancaman kepunahan dan upaya pelestariannya; serta pentingnya menguasai bahasa asing dan pemakaiannya oleh masyarakat sebagai bagian dari masyarakat global. Materi tentang isu kebahasaan ini dikemas melalui pentingnya regulasi dalam peraturan perundang-undangan di negara kita.
Pemateri lainnya adalah Penyuluh Bahasa Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Imran, M.Hum. dan Hasan Al Banna, S.Pd. yang masing-masing menyampaikan materi Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di Ruang Publik, Santun Berbahasa di Tengah Keberagamaan Bahasa di Sumatera Utara dan di Media Sosial, serta Istilah, Bentuk, dan Pilihan Kata.
Pada hari kedua kegiatan berjalan, Bupati Tapanuli Selatan menerima audiensi Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara di ruang kerjanya. Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam, Kepala Balai menyampaikan program kerja yang dilakukan Balai Bahasa antara lain mengenai pembinaan bahasa dan sastra, revitalisasi bahasa daerah, dan UKBI. Hidayat juga menyampaikan tentang Program Merdeka Belajar yang dapat diterapkan melalui konsep pelestarian bahasa daerah melalui pola bermain sambil belajar dengan senang dan gembira bagi anak-anak agar bahasa daerah tetap eksis keberadaannya dan terus digunakan pewarisnya agar bahasa daerah tidak punah. Pelestarian bahasa daerah dapat juga dilakukan dalam bentuk perlombaan misalnya pidato bahasa daerah, menyanyi lagu daerah, puisi berbahasa daerah dan lain-lain.
Dolly Putra Parlindungan Pasaribu, dalam pertemuan ini juga menyampaikan program senada yang saat ini diterapkan di Tapanuli Selatan yaitu Metode Gasing yakni suatu metode pembelajaran langkah demi langkah yang membuat anak menguasai materi secara gampang, asyik, dan menyenangkan. Kemudian, Dolly berpendapat bahwa metode ini juga dapat diterapkan dalam hal pembelajaran bahasa yang akhirnya tujuan penguasaan bahasa baik Indonesia, daerah, maupun asing dapat tercapai maksimal. Dengan kata lain, program Balai Bahasa berjalan di daerahnya. Di akhir pertemuan, Bupati Tapanuli Selatan menyampaikan apresiasinya dan sangat mendukung setiap program yang dilakukan Balai Bahasa terutama di wilayah kerjanya dan berharap agar setiap program hendaknya dapat disampaikan melalui pemerintah daerah agar dukungan secara penuh diterima Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ditutup secara resmi oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat menyampaikan harapannya agar seluruh peserta dapat memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya. Proses pembinaan tidak akan berhenti pada pertemuan penyuluhan namun akan tetap berlanjut melalui pembuatan grup WhatsApp bagi seluruh peserta. Peserta yang tergabung di grup dapat berdiskusi, bertanya, berpendapat mengenai penggunaan bahasa Indonesia, baik dalam dokumen maupun di ruang publik (penulisan papan nama, penunjuk arah, dll). Tujuannya, agar proses pembinaan dapat berjalan maksimal dan mendapatkan hasil terbaik. [Chairani Nasution]