Berita

MENYALAKAN LENTERA BAHASA: BALUTAN KEHANGATAN PERJALANAN DUTA BAHASA NASIONAL

“Selamat berjuang, Nak! Tidak perlu khawatir tentang hasil. Kami sudah menyaksikan proses kalian. Kini saatnya kalian menikmati perjalanan baru dan perbanyaklah teman!” demikianlah pesan sederhana yang mengantarkan kami, Agus dan Fatimah, menuju gerbang perjalanan yang baru, Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2024.

Pada tanggal 7 Juni 2024 gema riuh para pendukung setiap jagoan mengudara dalam dekap gemerlap rembang petang penganugerahan pemilihan Duta Bahasa Provinsi Sumatera Utara Tahun 2024. Pada malam itu segala tanggung jawab dan amanah dititipkan kepada kami sebagai pasangan atas nama Agus Salam dan Fatimah Raudatul Fadhilah yang kerap disapa Frasa, dua insan Terbaik I Duta Bahasa Provinsi Sumatera Utara. Kukuh harapan membentang di atas pundak yang mulanya sempat terlihat rapuh sebab menopang kuat setengah mati. Namun, seakan diberi pemantik cahaya api untuk tetap terus mengobarkan semangat oleh puluhan tangan yang merangkul dalam proses tumbuh ini. Kami begitu siap melangkahkan kaki. Setelah resmi dinobatkan, tentu sudah menjadi kewajiban bagi jiwa dan raga untuk mewakili Sumatra Utara melanjutkan estafet perjuangan di kancah nasional. 

Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional dilaksanakan untuk melahirkan generasi muda yang siap menerjemahkan dan menyelaraskan cita-cita pemuda Angkatan 1928 dalam tindakan nyata sesuai dengan dinamika perkembangan zaman. Duta Bahasa diharapkan mampu memantik peran dalam memantapkan fungsi bahasa Indonesia guna memperkuat jati diri dan daya saing bangsa. Pemilihan ini diadakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sejak tahun 2006 yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Penilaian Duta Bahasa Tingkat Nasional tidak hanya dinilai berdasarkan kemampuan berbahasa, tetapi juga meliputi berbagai aspek, yaitu Laporan Krida Kebahasaan dan Kesastraan, Teknik Wicara Publik, Kemampuan Berbahasa Asing, Kepribadian/Psikologi, Penampilan Seni dan Budaya, Penulisan Artikel Kebahasaan dan Kesastraan, serta Pembuatan Konten Kebahasaan dan Kesastraan.

Duta Bahasa diharapkan dapat menjadi teladan dalam berbahasa, memperkenalkan keindahan bahasa Indonesia, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian bahasa dan budaya. Melalui Duta Bahasa generasi muda diharapkan mampu mengeksplorasi makna bahasa dan nilai-nilainya serta menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Pada tahun ini Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional dilakukan di Kota Metropolitan, Jakarta. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Jakarta masih menjadi tempat untuk melaksanakan perhelatan kompetisi berskala nasional ini. Kompetisi Duta Bahasa Tingkat Nasional tidak hanya berfungsi sebagai ajang perlombaan, tetapi juga sebagai sarana untuk menyalakan lentera bahasa di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban.

Bagai memupuk benih dengan seutuh hati, segala hal menuju Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2024 telah dipersiapkan begitu matang, dari pelaksanaan krida kebahasaan dan kesastraan, persiapan substansi teknik wicara publik, pelatihan kemampuan berbahasa asing, pelatihan seni dan budaya, penulisan artikel kebahasaan dan kesastraan, pembuatan konten kebahasaan dan kesastraan, serta busana yang akan dikenakan. Seluruh rangkaian persiapan menuju Dubasnas telah dibantu oleh berbagai pihak, dari Bapak/Ibu Pegawai Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU), Kakak/Abang Ikatan Duta Bahasa Sumatera Utara (Ikadubas Sumut), Rekan Duta Bahasa Sumatera Utara 2024 yang diberi nama Gigit Kuda, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, serta Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Utara yang kini terikat dalam balutan hangat kata “keluarga”.

Penutup bulan Agustus menjadi saksi kehangatan Dubas Sumut bersama BBPSU. Persiapan keberangkatan Dubasnas dipenuhi isak haru yang tak terbendung kala itu. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, berangkat membawa nama besar Dubas Sumut, BBPSU, dan Provinsi Sumatra Utara dalam dekap kami. Pesan-pesan sederhana yang dititipkan menjadi sokong kuat pijak kaki melewati perjalanan dan kekuatan besar kami untuk melangkah tanpa ragu.

Langkah tegap kami dimulai pada Minggu, 1 September 2024, satu hari sebelum Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2024 dimulai. Keberangkatan kami diantarkan dengan meriah oleh keluarga dan Dubas Sumut 2024. Meski terdapat sedikit pilu pada batas pelepasan, ada kekuatan dari setiap pasang sorot mata dan rangkulan hangat yang diberikan sebagai bekal semangat untuk berjuang. Air mata pun menetes lagi tanpa sengaja saat membaca satu per satu pesan pada ketinggian beribu-ribu kaki di atas permukaan laut yang penuh dengan ucapan semangat, harapan, dan doa baik dari bapak dan ibu pegawai BBPSU, pelatih persiapan Dubasnas, abang dan kakak Ikadubas Sumut, Gigit Kuda, serta teman dan sanak saudara. Jantung pun mulai berdegup kencang saat mendarat di Jakarta. Kami memutuskan untuk menginap satu malam di Hotel Menara Peninsula untuk beristirahat menenangkan pikiran dan beradaptasi dengan hiruk-pikuk keramaian ibu kota.

Tanpa terasa, hari itu pun tiba, di sinilah perjalanan dimulai. Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional  Tahun 2024 dibuka secara resmi pada 2 September 2024 oleh Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, S.Sos., M.Si. dan menyampaikan harapan kegiatan ini berjalan lancar sebagaimana mestinya dan melahirkan generasi muda yang siap berkontribusi untuk menjaga bahasa. Dengan disematkannya samir Duta Bahasa Nasional 2024 kepada Pak Lurah dan Bu Lurah Angkatan 2024 sebagai perwakilan, resmi pula seluruh perwakilan dari 31 provinsi menjadi bagian dari Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2024.

Keesokan harinya, kami mengikuti berbagai rangkaian penilaian, yaitu Teknik Wicara Publik, Kemampuan Berbahasa Asing, dan Evaluasi Konten. Pada Teknik Wicara Publik, kami mendapat tema “Cerdas Berbahasa pada Era Digital” dan diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari Dewan Juri, Gadis Bianca Anindhita. Setelah memaparkan gagasan dan opini kami pada Teknik Wicara Publik di balai riung, kami langsung diarahkan ke ruangan yang selanjutnya untuk melaksanakan uji Kemampuan Berbahasa Asing. Pada uji Kemampuan Berbahasa Asing, kami diberi kesempatan untuk menjawab seluruh pertanyaan dari dewan juri, yaitu Bapak Tio Noverandi Jonah, Bapak Erdipa Wirengjurit, dan Ibu Endang Nadiasari.

Setelah selesai menjawab pertanyaan dari dewan juri, kami diarahkan kembali untuk memasuki balai riung untuk mendengarkan Evaluasi Konten Kebahasaan di Media Sosial oleh Uda Ivan Lanin, Mas Tri Indira, dan Mas Riza Sukma. Menurut Mas Riza, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan konten, yaitu intonasi, artikulasi, tempo bicara, serta kaidah penulisan sulih teks. Selain itu, catatan penting yang harus diperhatikan adalah dalam pembuatan konten, pesan harus tersampaikan dengan utuh. Menurut Mas Tri Indira, kualitas visual audio, komposisi skrip dan visual, data fakta, resolusi, serta ajakan bertindak yang tidak menggurui, ringan, dan menghibur tak kalah penting dalam pembuatan konten. Uda Ivan menambahkan dalam pembuatan konten sangat dibutuhkan kreativitas yang menghibur untuk menyampaikan informasi  yang ingin disampaikan kepada penonton.

Setelah mendengarkan evaluasi konten dari ketiga dewan juri, kami melanjutkan kegiatan selanjutnya, yaitu persiapan koreografi penampilan malam puncak. Pada persiapan koreografi, kami dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Canopus, Capella, dan Vega. Fatimah berada pada kelompok Canopus, sedangkan Agus berada pada kelompok Vega. Meski hari itu sungguh begitu padat dan hampir tak ada waktu untuk beristirahat, tetapi kami tetap menjalaninya dengan penuh semangat.

Pada hari ketiga Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2024 dilanjutkan penilaian Laporan Krida Kebahasaan dan Kesastraan serta Evaluasi Artikel Kebahasaan dan Kesastraan. Pada saat pemaparan krida kami mempresentasikan krida yang telah kami laksanakan, yaitu Petualangan Terjemah Kata (Peta) Edisi Bahasa Karo. Kami mendapat pertanyaan dari salah seorang dewan juri, yaitu Ibu Katarina. Setelah seluruh finalis memaparkan krida, ketiga dewan juri artikel, yaitu Bapak Hilmi Faiq, Bapak Setyo Untoro, dan Bapak Maryanto diundang untuk berdiskusi mengenai artikel yang telah dikumpulkan dan dinilai. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan artikel sebagai berikut.

  1. Paragraf terlalu panjang, dalam satu paragraf tidak boleh lebih dari lima kalimat. Setiap paragraf harus memiliki ide.
  2. Judul dan lead adalah kunci utama untuk menarik pembaca. Usahakan jangan membuat pembaca bosan di awal.
  3. Lebih konsisten dalam penulisan.
  4. Jangan lupa membuat fakta atau fenomena yang terjadi saat ini dan ditambahkan dengan sudut pandang, pendapat, atau teori.
  5. Opini sering terasa klise.
  6. Ide sudah menarik dan harus bisa meyakinkan pembaca.
  7. Jangan menggunakan bahasa yang kaku, gunakanlah bahasa sendiri.
  8. Perhatikan kembali penulisan huruf miring dan huruf kapital.
  9. Aspek kalimat masih tidak efektif, penempatan subjek dan predikat masih keliru.
  10. Tidak perlu memaksakan untuk menghubungkan krida dalam pembuatan artikel.

Setelah selesai mendengarkan pemaparan dari ketiga dewan juri, kami melanjutkan latihan koreografi untuk persiapan malam puncak. Pada malam itu, kami juga saling berbagi bingkisan dari setiap provinsi sebagai tanda kasih yang akan kami ingat selamanya.

Tanpa terasa, sudah tiba hari terakhir penilaian. Tes Kepribadian/Psikologi dan Penampilan Seni dan Budaya adalah penilaian terakhir dari berbagai rangkaian penilaian selama karantina. Pada Penampilan Seni dan Budaya, penampilan dari seluruh finalis disaksikan melalui siaran langsung Youtube dan Instagram. Pada kesempatan tersebut, kami menampilkan sebuah tari kreasi “Mirat Berpantang” yang menceritakan tentang gadis Melayu dengan paras rupawan yang gemar menari. Kecantikan itu membawanya kepada “Mirat Berpantang”, yaitu cermin yang menyimpan mudarat. Ia kerap sekali menatap wajahnya dengan cermin di mana pun dan kapan pun. Hingga pada akhirnya, ia menemukan cermin di suatu tempat. Seperti biasa, sang gadis jelita menatapi wajahnya yang indah dan menari dengan anggun. Tanpa disadari, ia terhasut dan diperdaya oleh pantangan yang sejak lama terkurung dalam cermin. Sang gadis dikendalikan untuk melakukan ritual pembebasan ruh dalam cermin. Setelah pembebasan, ia kembali diperdaya dan jatuh cinta dengan ruh pantangan. Ia merasakan bahagia sampai akhirnya ruh mengikatnya untuk mengambil aura rupawannya. Penampilan tersebut ditonton langsung oleh Bapak Hidayat Widiyanto selaku Kepala BBPSU dan Kak Namira selaku Sekretaris Ikadubas Sumut. Bapak dan ibu pegawai BBPSU, abang dan kakak Ikadubas Sumut, serta Gigit Kuda turut meramaikan siaran langsung dan membagikan keseruannya dalam menyaksikan penampilan kami.

Tiba saatnya di pengujung acara, yaitu Malam Puncak Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2024. Pada malam itu, Kepala BBPSU serta Kakak dan Abang Ikadubas Sumut turut membersamai kami.  Suatu kehormatan bagi kami terpilih menjadi 10 Nomine Duta Bahasa Nasional Terfavorit dan diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan kami di atas panggung yang megah. Pada malam itu kami mendapat pertanyaan dari salah satu dewan juri kehormatan, Dr. H. Dede Yusuf Macan Effendi, S.T., M.I.Pol. Kami yakin dan percaya, kesempatan berharga yang kami dapatkan itu adalah hasil kerja keras bersama dan doa yang tiada henti diucapkan oleh bapak dan ibu pegawai BBPSU, abang dan kakak Ikadubas Sumut, Gigit Kuda, serta sahabat dan keluarga kami yang tak dapat disebutkan satu per satu.

Mewakili Sumatra Utara tentu saja menjadi sebuah kehormatan yang sangat membanggakan. Berdiri bersama 60 Finalis Duta Bahasa Nasional yang merupakan putra dan putri terbaik Duta Bahasa dari seluruh provinsi di Indonesia merupakan pengalaman yang membuat merinding setiap kali mengingatnya. Seluruh kerja keras ini telah dipersiapkan oleh mereka di balik layar yang selalu hangat menunggu kepulangan kami.

“Kali ini hanya sekeping perjuangan yang akan menjadi bagian sejarah hidup kalian. Perjuangan masih panjang dan ini adalah gerbang pintu masuk kalian untuk berkiprah kembali ke pangkuan BBPSU bersama kawan-kawan lain untuk berkarya,” demikianlah pesan yang disampaikan oleh Kepala BBPSU kepada kami. Perasaan yang tidak dapat dideskripsikan oleh kata-kata, bangga dan bersyukur untuk menjadi bagian dari keluarga ini. Terima kasih untuk tidak pernah meninggalkan, selalu mendampingi kami untuk proses bertumbuh bersama.

Menyatukan tali silaturahmi dengan 60 finalis lainnya sebagai tujuan utama sudah dilaksanakan. Bersama dengan mereka, kami menghabiskan detik-detik yang tersisa dengan mengunjungi wisata ibu kota sambil bertukar cerita untuk mempererat ikatan persahabatan dan mengukir kenangan abadi dalam sebuah potret. Adiwarna Bahasa Nusantara (Arwana) adalah nama angkatan yang kami buat untuk dapat terus mengenang perjalanan indah selama pemilihan. Perjalanan singkat penuh makna sudah selesai diakhiri dengan perpisahan. Sungguh pengalaman yang tak pernah terbayang oleh sukma bertemu dengan orang-orang yang memiliki cerita hebatnya masing-masing untuk bisa melangkah menjadi bagian dari Duta Bahasa Nasional. Di pengujung perpisahan, dalam hangatnya malam, kami merasakan kekuatan persatuan dan keberagaman yang telah mengikat kami dalam perjalanan ini. Ucapan selamat tinggal yang dipenuhi rasa syukur menjadi akhir sebuah perpisahan menyalakan sinar kehangatan untuk melanjutkan perjalanan kami kembali ke tempat asal masing-masing.

Sebuah kisah perjalanan yang dipenuhi kehangatan telah mengukir kenangan tak terlupakan selama menuju Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2024. Semoga cahaya ini terus bersinar terang benderang, membawa kami, Agus dan Fatimah menuju masa depan yang cerah dan penuh harapan untuk menjadi generasi yang rupawan karena bahasa. Salam Literasi!

MENYALAKAN LENTERA BAHASA: BALUTAN KEHANGATAN PERJALANAN DUTA BAHASA NASIONAL Read More »

LOBI DAN LOBI-LOBI*

Oleh: Hidayat Widiyanto

Puan dan Tuan yang budiman, topik politik menurut sebagian orang merupakan bahasan yang menarik. Penggunaan kata dalam ranah politik sering kita dapatkan melalui media massa elektronik maupun media massa cetak. Sering ditemukan kata lobi di media massa Indonesia.   Contoh, (1) Fraksi itu melakukan lobi agar calon yang diusung terpilih menjadi ketua. Sering terdengar juga kata lobi yang merujuk pada tempat, seperti contoh (2) Andre menunggu tamunya di lobi hotel. Ranah penggunaan lobi tersebut berbeda. Contoh pertama berhubungan dengan aktivitas politik dalam proses pengambilan keputusan, sedangkan contoh kedua berhubungan dengan tempat atau bagian dari lokasi bangunan. Untuk mengetahui lebih banyak tentang penggunaan kata/istilah lobi, silakan cermati secuil informasi berikut ini.

Jika ditilik maknanya,  kata lobi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis lobi bukan lobby. Kata lobi dalam bahasa Indonesia diserap dari kata lobby dalam bahasa Inggris. Kata itu memiliki dua makna, yaitu (1) ‘ruang teras di dekat pintu masuk hotel, bioskop, dan sebagainya, yang dilengkapi dengan perangkat meja kursi, yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu’; (2) ‘kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memengaruhi orang lain dalam kaitannya dengan pemungutan suara menjelang pemilihan ketua suatu organisasi, seperti parlemen dan partai politik’. Jadi, itulah dua pengertian atau makna kata lobidalam bahasa Indonesia.

Setelah mengenal kata lobisebagai sebuah kegiatan, tentu akan diturunkan menjadi kata turunan, melobi, pelobi, pelobian, dan lobian. Kata tersebut diturunakandari kata yang diambil dari makna atau pengertian yang kedua, yaitu ‘kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memengaruhi orang lain dalam kaitannya dengan pemungutan suara menjelang pemilihan ketua suatu organisasi, seperti parlemen dan partai politik’. Kata melobi bermakna ‘melakukan lobi’ atau ‘melakukan pendekatan secara tidak resmi’.  Kata pelobi bermakna ‘orang yang melakukan lobi’.  Kata pelobian memiliki dua makna. Pertama, pelobian bermakna ‘proses, cara, perbuatan menghubungi atau melakukan pendekatan (terhadap pejabat pemerintah atau pemimpin politik) untuk memengaruhi keputusan atau masalah yang  dapat menguntungkan sejumlah orang; usaha untuk mempengaruhi pihak lain dalam memutuskan suatu perkara atau soal, biasanya dengan berunding secara tidak resmi atau secara pribadi’. Kedua, pelobian dalam bidang politik bermakna ‘bentuk partisipasi politik yang mencakup usaha individu atau kelompok untuk menghubungi para pejabat pemerintah atau pemimpin politik dengan tujuan memengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang’. Sedangkan, lobian bermakna ‘hasil dari proses melakukan lobi’. Tentu saja, kata yang bermakna pertama ‘ruang teras di dekat pintu masuk hotel, bioskop, dan sebagainya, yang dilengkapi dengan perangkat meja kursi, yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu’ tidak memili turunan kata.

Dapat dipastikan bahwa kata lobidengan makna kedua itu muncul karena adanya lobi dengan makna pertama, yaitu lobi sebagai tempat; dengan kategori nomina. Kamus bahasa Inggris Merriam-Webster merekam kata lobby yang berarti ruang terbuka yang luas di dekat dan di luar pintu masuk sebuah bangunan untuk umum, seperti di hotel atau di bioskop itu pertama kali digunakan pada tahun 1593. Kata lobby dengan arti berusaha untuk memengaruhi pejabat pemerintah untuk membuat keputusan tentang sesuatu atau dengan arti berusaha mendapatkan apa yang diinginkan dengan berbicara kepada para pembuat keputusan ini pertama kali digunakan pada tahun 1837. Kata ini berkategori verba.

Penggunaan kata lobi dalam bahasa Indonesia mulai dikenal dalam bahasa Indonesia bersamaan dengan dikenalnya bangunan tertentu di Indonesia, seperti hotel atau bioskop dengan konsep modern. Itu untuk kata lobidalam makna pertama. Kata itu digunakan secara umum. Kata lobidengan makna kedua lebih banyak digunakan dalam ranah politik. Oleh karena itu, muncul istilah lobi politik seperti contoh sebelumnya.

Lantas, bagaimana cara menulis lobi. Kata lobi ditulis dengan l/o/b/i. bukan l/o/b/b/y. Selain itu, kata lobiyang berkategori nomina dituliskan berbeda dengan kata lobi berkategori verba ketika bertemu dengan imbuhan pasif di-. Di sini kita membedakan di sebagai  imbuhan atau sebagai kata depan. Di sebagai imbuhan berhubungan dengan imbuhan me-: melobi-dilobi. Di- yang sebagai imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Di- pada Agar pembahasan undang-undang itu berjalan dengan cepat, pemerintah telah dilobi oleh DPR ditulis serangkai dengan kata lobi. Di pada Mereka bertemu di lobi sebelum pergi untuk makan malam merupakan kata depan. Penulisannya dipisah atau diberi spasi dengan kata lobi yang mengikutinya. Kata depan di dapat diganti dengan dari dan ke: dari lobi dan ke lobi.

Selanjutnya, dikenal juga lobi-lobi yang bermakna lain. Jika sebelumnya dikenal lobi-lobi dalam ranah politik, berikut ini adalah lobi-lobi dalam ranah dunia ilmu Biologi. Lobi-lobi dalam khazanah ilmu Biologi bermakna ‘pohon yang tingginya 5—15 m, daunnya berbentuk bulat telur, daun mudanya berwarna merah muda, buahnya dapat dimakan; Flacourtia inermis’. Oleh karena itu, kata atau istilah  lobi-lobi juga memiliki dua makna yang berbeda. Yang pertama adalah kata reduplikasi dari kata lobi yang memiliki makna ‘melakukan lobi berkali-kali’ dan makna kedua adalah ‘nama pohon tertentu’. Jadi, jika Tuan atau Puan belajar bahasa Indonesia, selain keakuratan dalam pemaknaan diperlukan juga keakuratan penulisan ejaan. Keakuratan tersebut akan menunjukkan kompetensi Puan dan Tuan dalam berbahasa Indonesia.  Begitu juga, jika Puan dan Tuan sebagai tokoh politik, bisa jadi Tuan dan Puan akan dilobi di lobi hotel yang di tamannya ditanam lobi-lobi.

LOBI DAN LOBI-LOBI* Read More »

SEGARKAN KEMBALI YANG SUDAH LAYU

Kerisauan menyelimuti perasaan guru-guru SMK Negeri 1 Pantai Cermin siang itu. Pasalnya, tuntutan penyelenggaraan program literasi di depan mata, tetapi semangat berliterasi di sekolah ini sudah lama layu. Majalah dinding sudah pernah dibuat, tetapi tidak ada yang melihat. Konten kreatif sudah dijadikan alternatif pembelajaran, tetapi siswa ogah-ogahan. Buku-buku di perpustakaan tersedia, tetapi yang membaca tidak ada. Bagaimana?

“Saat ini rapor pendidikan SMK Negeri 1 Pantai Cermin tentang literasi masih berwarna merah,” ujar Drs. Abdul Malik, M.Pd., Kepala SMK Negeri 1 Pantai Cermin. “Namun, kali ini kita akan mencoba memperbaikinya bersama Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara,” tambahnya.

Untuk menjawab kegelisahan para guru tentang program literasi tersebut, pada Rabu, 7 Agustus 2024, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU) mengirimkan dua narasumber ke SMK Negeri 1 Pantai Cermin. Dua narasumber ini merupakaan Penelaah Teknis Kebijakan BBPSU, Retno Andriani dan Melani Rahmi Siagian. Kedua narasumber ini memberikan penguatan literasi sekaligus pengenalan alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) kepada 22 orang peserta lokakarya yang terdiri atas guru dan tenaga kependidikan (tendik).

Dalam paparannya, Retno mengajak para guru dan tendik untuk menyegarkan kembali semangat berliterasi di sekolah. Guru dan tendik dapat berkolaborasi dengan siswa untuk membentuk tim literasi sekolah (TLS). TLS dapat membahas program-program yang sekiranya cukup efektif untuk diterapkan di sekolah. “Dengan melibatkan siswa, kita dapat membuat program literasi yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kalau satu siswa tidak suka menulis, bisa saja ia suka membuat poster atau konten kreatif,” jelas Retno.

Menyambung paparan Retno, Melani juga mengajak peserta lokakarya untuk mengenal UKBI. UKBI dapat mengukur tingkat kemahiran berbahasa Indonesia seseorang. “UKBI mengukur kemampuan sintas, sosial, vokasional, dan akademik penutur bahasa Indonesia,” ungkap Melani. Semakin tinggi predikat yang didapatkan dari UKBI, semakin tinggi pula tingkat literasi orang tersebut. UKBI dapat menjadi langkah awal yang diambil oleh sekolah dalam upaya menyegarkan kembali semangat berliterasi. Para peserta lokakarya cukup antusias dengan paparan dari kedua narasumber. Kepala sekolah berharap kegiatan lokakarya ini bermanfaat dan program literasi di SMK Negeri 1 Pantai Cermin dapat terlaksana dengan baik.

Dokumentasi

SEGARKAN KEMBALI YANG SUDAH LAYU Read More »

Pelatihan Guru Utama Bahasa Batak Dialek Angkola

KKLP Pelindungan dan Pemoderan Bahasa dan Sastra, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara mengadakan Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru Utama Berbahasa Daerah bagi guru untuk bahasa Batak Dialek Angkola. Kegiatan ini diadakan di Hotel Torsibohi, Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan mulai tanggal 23—26 April 2024. Kegiatan ini diikuti sebanyak 51 orang peserta dari tiga wilayah, yaitu dari Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak 18 orang guru, Kabupaten Padang Lawas Utara sebanyak 18 orang guru, dan dari Kota Padangsidimpuan sebanyak 15 orang guru.

Kegiatan Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru Utama Berbahasa Daerah bagi guru untuk bahasa Batak Dialek Angkola ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Tapanuli Selatan, Sofyan Adil Siregar didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Daerah Kabupaten Selatan, Arman Pasaribu, dan Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara. Dalam sambutan, Sekda mengatakan bahwa “kondisi penggunaan bahasa daerah di tiga wilayah ini memperlihatkan bahwa masyarakat kami cenderung menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari, begitu juga pada dunia pendidikan dan pemerintahan dominan menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan bahasa daerah hanya digunakan untuk komunikasi di kampung, dalam keluarga, dan dalam aktivitas adat. oleh sebab itu, saya sangat mendukung adanya program revitalisasi bahasa daerah yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, sekaligus berterima kasih telah memilih Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara, dan Kota Padangsidimpuan sebagai salah satu tujuan pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dalam sambutannya menyatakan bahwa kondisi penggunaan bahasa daerah di tiga wilayah, yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kota Padangsidimpuan ini jika tidak ada upaya untuk melestarikannya, maka dikuatirkan perlahan akan menuju kepunahan. Kondisi ini dikarenakan berbagai faktor, di antaranya kelalaian orangtua untuk mewariskan bahasa kepada anak-anaknya, belum adanya kurikulum muatan lokal di sekolah yang khusus mengajarkan bahasa daerah. Pada kegiatan pelatihan ini disampaikan tujuh materi pembelajaran revitalisasi bahasa daerah, yaitu menulis cerpen,menulis dan membaca puisi, berpidato, mendongeng, menulis dan membaca aksara Batak, nyanyian rakyat, dan stand up comedy. Untuk materi menulis dan membaca aksara Batak disampaikan oleh Budi Hutasuhut, materi pidato disampaikan oleh Sorimuda Harahap, keduanya adalah narasumber dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Sedangkan materi lainnya disampaikan oleh para tim KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra, yaitu Sahril, Rosliani, Nurelide, Syaifuddin Zuhri Harahap, dan Lolabora Tarigan.

Pada hari Rabu, 24 April 2024 tim KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra diwakili oleh Syaifuddin Zuhri Harahap, Sahril, dan Nurelide diundang oleh Bupati Tapanuli Selatan, H. Dolly Putra Parlindungan Pasaribu ke Kantor Bupati Tapanuli Selatan untuk memberikan ucapan terima kasih kepada Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara atas pemilihan bahasa Batak Dialek Angkola untuk direvitalisasi mulai dari tahun 2022 dan ucapan terima kasih juga atas pemilihan lokasi pelaksanaan pelatihan. Saat pertemuan tersebut Bupati didampingi oleh Sekda dan Kepala Dinas Pendidikan dan Daerah. Di samping itu, Bupati juga mengucapkan terima kasih atas undangan dari Badan Bahasa untuk menghadiri rapat koordinasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 2—3 Mei 2024 nanti di Jakarta. Bupati Dolly Putra Parlindungan Pasaribu insyaallah akan menghadirinya. Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih atas pemberian penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2023 atas perhatian pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan pada kegiatan RBD, beliau mohon maaf saat itu tidak bisa hadir langsung untuk menerimanya, hanya diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Daerah. [Sahril]

Pelatihan Guru Utama Bahasa Batak Dialek Angkola Read More »

Diplomat dan Duta Besar dari Berbagai Negara Ikuti Program Belajar Bahasa Indonesia

Nomor: 29/sipers/A6/II/2024

Jakarta, 21 Februari 2024 – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri akan menyelenggarakan program bahasa Indonesia untuk diplomat negara sahabat pada bulan Maret mendatang. Sebanyak 134 warga asing dari 50 perwakilan negara sahabat dan organisasi internasional akan mengikuti kegiatan tersebut.

Program tersebut merupakan bentuk fasilitasi bahasa Indonesia untuk diplomat negara sahabat yang sedang menjalankan misi di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Aminudin Aziz, menyebutkan bahwa program bahasa Indonesia bagi diplomat ini merupakan salah satu cara untuk mengenalkan Indonesia kepada dunia.

“Saya sangat senang dan mengapresiasi keinginan Anda untuk mengikuti program bahasa Indonesia ini. Program ini tidak hanya sekadar belajar bahasa Indonesia, namun lebih daripada itu, ini adalah momentum untuk mengenal Indonesia lebih dalam, baik budaya, wisata, dan kekayaan Indonesia lainnya,” ujar Aminudin kepada para Duta Besar, Diplomat, dan perwakilan organisasi internasional yang hadir saat peresmian program di Jakarta, Selasa (20/2).

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa program ini akan mempererat kolaborasi Indonesia dengan negara sahabat. Saat ini bahasa Indonesia sudah tersebar di 54 negara, dan untuk mendukung diplomasi tersebut pemerintah Indonesia akan menyediakan beasiswa khusus bagi orang asing yang fasih berbahasa Indonesia untuk menjadi guru bahasa Indonesia di negaranya.

“Saya berharap, Anda semua dapat mengikuti dan menikmati proses pembelajaran bahasa Indonesia. Orang Indonesia akan sangat bangga dan sangat terbuka jika Anda menyapa mereka dengan bahasa Indonesia,” ungkap Aminudin.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Duta Besar, Siti Nugraha Mauludiah, menyebut beberapa fakta menarik tentang bahasa Indonesia.

“Ada fakta menarik dari bahasa Indonesia yang harus saya sampaikan, bahwa Wikipedia bahasa Indonesia menempati posisi ke 25 dari 250 wikipedia berbahasa asing di dunia, sekaligus peringkat ketiga di Asia setelah bahasa Jepang dan Mandarin. Selain itu, bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa resmi di sidang umum UNESCO,” jelasnya.

Siti menilai, belajar bahasa Indonesia adalah keputusan yang sangat baik bagi para diplomat. Program ini akan memberikan banyak manfaat. Kemahiran berbahasa Indonesia juga berfungsi sebagai jembatan untuk membina hubungan yang lebih kuat dan saling menghormati antara diplomat dan masyarakat Indonesia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Duta Besar Aljazair, Hassane Rabehi, “Saya sangat senang mengikuti kegiatan ini. Saya pikir bahasa Indonesia sangat penting bagi para diplomat untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal. Saya berharap bisa menulis dan berbicara dalam bahasa Indonesia. Terima kasih atas kolaborasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Kementerian Luar Negeri dalam menyelenggarakan program ini.”

Dalam momen yang sama, selebgram Kenji atau yang kerap disapa Ken Campur, yang hadir sebagai pewara mengaku bangga bahasa Indonesia dikenalkan kepada para diplomat perwakilan negara sahabat. Pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) asal Jepang ini menilai bahasa Indonesia sangat dibutuhkan terlebih jika memilih tinggal di Indonesia.

“Saya sebagai orang Jepang sangat bangga, para diplomat bisa mengikuti program bahasa Indonesia secara gratis. Hal ini sangat penting jika kita memilih tinggal di Indonesia,” ucapnya.

Kegiatan ini selain dihadiri oleh diplomat perwakilan negara sahabat dan organisasi internasional juga dihadiri oleh para Duta Besar, yakni Duta Besar Argentina, Gustavo Ricardo Coppa; Duta Besar Aljazair, Hassane Rabehi; Duta Besar Armenia, Serob Bejanyan; Duta Besar Belarusia, Raman Ramanouski; Duta Besar Filipina, Gina Alagon Jamoralin; Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin; dan Duta Besar Kazakhstan, Arnur Tanbay.

Selain pembukaan program, dalam kegiatan ini juga dilaksanakan tes penempatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman berbahasa Indonesia. Selanjutnya, para peserta akan mulai mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia pada 4 Maret hingga 30 Agustus 2024 di empat lembaga penyelenggara program BIPA, yaitu Universitas Negeri Jakarta, Universitas Trisakti, Institut Pariwisata Trisakti, dan Lembaga Bahasa LIA.

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#MerdekaBelajar
#BIPA
#BadanBahasa

Dokumentasi

Diplomat dan Duta Besar dari Berbagai Negara Ikuti Program Belajar Bahasa Indonesia Read More »

BERBURU KOSAKATA BUDAYA SIMALUNGUN DAN TOBA

Penyediaan bahan informasi tentang kosakata yang berkaitan dengan budaya merupakan salah satu kegiatan dari Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional Perkamusan dan Peristilahan (KKLP KI) Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU). Tahun ini, produk yang akan dihasilkan berupa bahan bacaan dalam bentuk ensiklopedia budaya. Untuk itu tim KKLP KI melakukan pengambilan data sejak tanggal 1—7 Februari 2024. Perjalanan dimulai dari Kabupaten Simalungun lalu Toba dan Kabupaten Humbanghasundutan.


Kegiatan pengambilan data ini bertujuan untuk menggali informasi dari masyarakat yang berkenaan dengan entri budaya terutama budaya Simalungun dan Toba. Melalui kegiatan ini diharapkan ensiklopedia budaya yang akan disusun berisi informasi yang lebih lengkap dan detail.
Pengambilan data melibatkan beberapa tokoh masyarakat, pemandu acara adat, tokoh budaya, pegiat tradisi adat budaya Simalungun dan Toba. Tim melakukan wawancara dengan para informan berdasarkan instrumen tanyaan yang telah disediakan.

Salah seorang informan, Erikson Simbolon, mengungkapkan bahwa penyusunan ensiklopedia budaya Sumatera Utara sangat diperlukan sebagai upaya pemertahanan tradisi budaya masyarakat Sumatera Utara. Erikson berharap para generasi muda dapat memanfaatkan ensiklopedia  ini sebagai referensi untuk mengenal budaya Sumatera Utara. Di samping itu, Erikson menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Balai Bahasa Provinsi Sumatera dan berharap informasi yang telah diberikan dapat bermanfaat dalam penyusunan ensiklopedia budaya. Pada akhir sesi wawancara, Anharuddin Hutasuhut, mewakili KKLP KI BBPSU berterima kasih kepada para informan yang telah bersedia berdiskusi tentang budaya di Sumatera Utara. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk melestarikan dan tetap menjalankan tradisi budayanya.

BERBURU KOSAKATA BUDAYA SIMALUNGUN DAN TOBA Read More »

[SIARAN PERS] Kongres dan Rapat Kerja Forum Widyabasa Indonesia diselenggarakan di Badan Bahasa

Nomor: 002/sipers/A6/I/2024
Kongres dan Rapat Kerja Forum Widyabasa Indonesia diselenggarakan di Badan Bahasa

Jakarta, 10 Januari 2024 — Forum Widyabasa Indonesia (FWI), sebuah organisasi profesi yang mewadahi para pejabat fungsional Widyabasa di Indonesia, mengadakan Kongres Perdana FWI pada tanggal 10 Januari 2024. Kongres dilanjutkan dengan Rapat Kerja FWI keesokan harinya. Organisasi profesi FWI ini dibentuk sebagai wadah pengembangan dan bertukar pikiran seluruh anggota.

Dideklarasikan pada pada 28 November 2023, organisasi profesi ini siap melayani masyarakat dan menyambut tantangan kebahasaan yang ada di masa depan. Melalui kerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sebagai instansi pembina Widyabasa Indonesia, FWI diharapkan mampu berkontribusi secara optimal dan meningkatkan peran bahasa dan sastra Indonesia dalam meningkatkan literasi Indonesia.

Deklarasi yang telah dilakukan merupakan langkah awal dalam penguatan kegiatan-kegiatan FWI berikutnya, di antaranya adalah kegiatan Kongres dan Rapat Kerja Forum Widyabasa Indonesia yang dilaksanakan untuk menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi, merumuskan program kerja, dan mengesahkan kelengkapan organisasi lainnya yang dilaksanakan pada 10—11 Januari 2024, bertempat di Aula Sasadu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kongres FWI ini merupakan Langkah fundamental untuk mendukung terciptanya ekosistem kebahasaan dan kesastraan yang baik dengan peran aktif Widyabasa Indonesia.

“Widyabasa dapat mengkreasikan pemikiran, bagaimana untuk berperan aktif dalam mengemban tugas yang dinyatakan dalam Keputusan Permenpan RB Nomor 2, Tahun 2022, Tentang Penetapan Jabatan Fungsional Widyabasa. Tugas Widyabasa mengembangkan, membina dan melestarikan bahasa dan sastra. Tingkat literasi masyarakat kita yang selalu merujuk pada nilai rendah menjadi tantangan bagi para Widyabasa. Ini merupakan tanggung jawab besar yang diemban oleh Widyabasa,” ujar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), E. Aminudin Aziz dalam sambutannya, pada Rabu (10/1).

Amin menambahkan, bahwa Widyabasa diartikan dalam dua makna, yaitu Widya Bahasa dan Sastra. Jabatan Fungsional Widyabasa bisa sampai ke jenjang Ahli Utama. “Saat ini, di lingkungan Badan Bahasa Jabatan Fungsional Widyabasa Ahli Pertama diampu oleh 100 orang, Widyabasa Ahli Muda 129 orang, Widyabasa Ahli Madya 50 orang, dan PPPK 39 orang. Jumlah tersebut masih belum ideal, karena tugas semakin banyak dan tuntutan lingkungan berubah setiap saat. Sementara itu, Widyabasa Ahli Utama belum dimiliki di Badan Bahasa karena sampai hari ini masih menunggu ditetapkannya aturan oleh Menteri,” terangnya.

Lebih lanjut, Amin menyampaikan bahwa peran Pimpinan di Pusat dan Unit Pelaksana Tugas (UPT) diperlukan dalam pembinaan Widyabasa agar dapat berkinerja lebih baik. “Bagaimana menggerakkan potensi Widyabasa yang ada, supaya Widyabasa ini dapat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gerak roda lembaga ini. Kita tidak mungkin bekerja sendiri, harus saling berkontribusi, tidak lagi I for me, tapi menjadi We for us!,” tutup Amin mengakhiri sambutan.

Widyabasa bukanlah jabatan yang datang secara instan. Orang-orang yang menduduki jabatan ini adalah mereka yang sudah berkecimpung dalam dunia kebahasaan dan kesastraan. Widyabasa dapat menjadi pelengkap dan pemerkuat peran Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di setiap instansi, khususnya dalam pendampingan serta penggunaan bahasa yang baik dan benar, baik dalam tata naskah dinas maupun dalam penggunaan bahasa tulis lainnya.

Selain itu, Widyabasa juga bertugas membina penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik, meningkatkan kemahiran berbahasa, pemajuan sastra lisan yang ada di suatu daerah, kodifikasi bahasa dan sastra, dan bidang lain yang dapat menguatkan jabatan lain dalam suatu instansi. Sebagaimana diketahui, Widyabasa kini menjadi salah satu pilihan jabatan fungsional bagi ASN yang akan bekerja, berkiprah, dan berkarier di bidang kebahasaan dan kesastraan. Nomenklatur ini pun melengkapi nomenklatur jabatan fungsional lain di lingkungan Kemendikbudristek.

Secara resmi Widyabasa dikukuhkan sebagai jabatan fungsional oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 2 Tahun 2022 tentang Jabatan Fungsional Widyabasa. Dalam peraturan tersebut tertera bahwa Pejabat Fungsional Widyabasa adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra.

Tugas pokok melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra, terdapat tiga unsur, yaitu unsur pengembangan bahasa dan sastra yang meliputi 57 butir kegiatan, unsur pembinaan bahasa dan sastra yang mencakupi 34 butir kegiatan, dan unsur pelindungan bahasa dan sastra yang menaungi 14 butir kegiatan. Secara keseluruhan terdapat 105 butir kegiatan yang dapat dilakukan oleh widyabasa. Pelaksanaan butir kegiatan tersebut dapat disesuaikan dengan tugas dan fungsi lembaga tempat widyabasa bekerja.

Jabatan fungsional widyabasa bersifat terbuka. Oleh karena itu, ASN di luar instansi pembina, yaitu Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Widyabasa. Kesempatan itu ada jika salah satu tugas dan fungsi lembaga yang menaunginya berkaitan dengan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra. ASN dapat menjadi pejabat fungsional Widyabasa melalui beberapa jalur, yaitu jalur pengangkatan pertama, perpindahan dari jabatan lain, penyesuaian (inpassing), dan promosi.

Widyabasa merupakan rumpun jabatan keahlian yang terbagi atas jenjang jabatan Widyabasa Ahli Pertama, Widyabasa Ahli Muda, Widyabasa Ahli Madya, dan Widyabasa Ahli Utama. Jumlah Widyabasa pada setiap jenjang akan ditentukan oleh serangkaian analisis yang proses dan contohnya terangkum dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Kebutuhan Jabatan Fungsional Widyabasa.

Sementara itu, Atikah Solihah, Ketua Umum FWI dalam laporannya menyampaikan bahwa Kongres Widyabasa Indonesia diharapkan dapat menghasilkan kelengkapan organisasi profesi yang diperlukan. “Hasil Kongres I FWI akan ditindaklanjuti dalam bentuk regulasi yang akan lebih mengukuhkan Widyabasa dalam berperan aktif di bidang pengembangan, pembinaan, pelindungan, dan peningkatan fungsi bahasa Indonesia serta akan direalisasikan dalam bentuk kerja kolaboratif antarwidyabasa. Kongres FWI akan membahas tiga agenda penting, yaitu AD/ART, Program Kerja, dan kelengkapan organisasi lainnya,” tuturnya.

“Program kerja FWI akan berfokus pada empat bidang. Bidang Kesekretariatan dan Keorganisasian akan mengusung tema kerja Widyabsa Berpena, Bidang Pengembangan Profesi dan Inovasi akan mengusung tema kerja Widyabasa Berkarya, Bidang Hukum dan Advokasi akan mengusung tema kerja Widyabasa Bermuruah, dan Bidang Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama akan mengusung tema kerja Widyabasa Berjenama. Sebagai organisasi yang baru dibentuk, diharapkan keempat bidang kerja tersebut dapat memperkukuh Forum Widyabasa Indonesia menuju organisasi profesi yang bermartabat dan bermanfaat,” lanjut Atikah.

Kegiatan Kongres dan Rapat Kerja FWI ini dilaksanakan secara hibrida. Turut hadir secara luring dalam kegiatan Kongres dan Rapat Kerja FWI ini Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta sejumlah 279 Pejabat Fungsional Widyabasa yang berasal dari 30 Provinsi turut hadir secara luring dan daring. Sementara itu, turut hadir secara luring perwakilan organisasi profesi Asosiasi Widyaprada Indonesia, Muktiono Waspodo, Pamong Budaya, serta rekan media.

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar

[SIARAN PERS] Kongres dan Rapat Kerja Forum Widyabasa Indonesia diselenggarakan di Badan Bahasa Read More »

BAHAN BACAAN BERMUTU: CAPAIAN PRODUK PENERJEMAHAN BBPSU

Kelompok Kepakaran Layanan Profesional (KKLP) Penerjemahan, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melaksanakan kegiatan Sosialisasi Produk Penerjemahan di Hotel JW Marriott, Medan pada Senin, 27 November 2023. Kegiatan ini melibatkan 52 peserta yang berasal dari komunitas literasi, guru dan siswa kelas rendah (kelas 1—3) sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah negeri maupun swasta, serta Duta Bahasa Sumatera Utara. Keseluruhan peserta berasal dari Kota Medan, Binjai, dan Deliserdang.

Sosialisasi ini merupakan kegiatan tahap akhir dari beberapa rangkaian kerja yang sudah dimulai sejak awal tahun. Adapun produk yang diluncurkan sebanyak 70 produk yang berasal dari karya 10 orang pemenang Sayembara Menulis Cerita Anak Dwibahasa; hasil Bimtek Penerjemahan Cerita Anak; penerjemahan Naskah Budaya Bahasa Daerah; dan hasil Bimtek Juru Bahasa Isyarat. Produk-produk penerjemahan ini merupakan bagian dari ikhtiar Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara dalam mendukung pemajuan Gerakan Literasi Nasional yang diimplementasikan melalui penerbitan buku bacaan bermutu.

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan budaya literasi pada elemen pendidikan yang meliputi keluarga, sekolah, serta masyarakat. Dengan pelibatan seluruh elemen ini, diharapkan dapat mendongkrak daya baca anak bangsa khususnya pada tingkat sekolah dasar. Keseluruhan produk ini merupakan representasi dari kearifan lokal Sumatera Utara, untuk itu diharapkan dapat mendorong penguatan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto dalam acara pembukaan kegiatan mengharapkan agar produk penerjemahan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kecakapan literasi di lingkungan sekolah dan rumah.

Selain penyampaian materi mengenai Peran BBPSU dalam Meningkatkan Literasi di Sumatera Utara dan Sosialisasi Produk Penerjemahan BBPSU yang masing-masing disampaikan oleh Hidayat Widiyanto, M.Pd. dan Yolferi, M.Hum. untuk penguatan kepada komunitas literasi dan para guru, sosialisasi ini juga melibatkan para siswa secara langsung untuk mempraktikkan membaca nyaring, menceritakan kembali, serta memberi tanggapan terhadap buku-buku yang diluncurkan. Semuanya dikemas dalam konsep “permainan” yang seru agar para siswa dapat bahagia mengikuti kegiatan. Kegiatan diakhiri dengan pembagian buku-buku produk Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara Tahun 2023 untuk menambah koleksi perpustakaan sekolah maupun  komunitas literasi. (Lap. Chai)

BAHAN BACAAN BERMUTU: CAPAIAN PRODUK PENERJEMAHAN BBPSU Read More »

FESTIVAL TUNAS BAHASA IBU TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2023

Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Sumatera Utara pada Selasa—Kamis, 14—16 November 2023 di Asrama Haji Medan.

Festival ini diikuti oleh 140 pelajar tingkat SD dan SMP sederajat dari 10 kabupaten/kota di Sumatera Utara. Seluruh siswa menampilkan kepiawaiannya dalam berbahasa daerah dengan 7 jenis metari, yaitu membaca dan menulis aksara daerah, menulis dan membaca cerpen, membaca dan menulis puisi/sajak, mendongeng, berpidato, bernyanyi/tembang tradisi, dan berkomedi tunggal dengan berbahasa daerah Melayu dialek Panai, Melayu dialek Asahan, Melayu dialek Langkat, Batak dialek Angkola, serta Batak dialek Toba.

Kepala BBPSU, Hidayat Widiyanto, M.Pd. dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Sebelum sampai pada tahap ini, seluruh peserta telah mengikuti FTBI tingkat kabupaten.

Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbudristek, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Kakanwil Kemenag Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas Pendidikan dari 9 kabupaten/kota, budayawan, tokoh adat, sastrawan, hingga masyarakat.

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemdikbudristek, Dr. Muhammad Abdul Khak menyampaikan bahwa lingkungan keluarga (rumah tangga) adalah tempat bahasa daerah hidup. “Jika rumah tangga sudah tidak menggunakan bahasa daerah, maka dikhawatirkan bahasa daerah dapat tergerus”, tuturnya.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang diwakili oleh Kabid Pembinaan SMK, Dr. Suhendri M.A. menyampaikan bahwa FTBI ini sangat baik untuk kelangsungan hidup bahasa daerah karena bahasa merupakan suatu kekayaan yang harus tetap dijaga. “Semoga kegiatan FTBI tingkat Provinsi Sumatera Utara ini memberikan manfaat yang luar biasa dan kecintaan anak-anak terhadap bahasa ibunya tetap terjaga dari masa ke masa”, pungkasnya.

Festival Tunas Bahasa Ibu menjadi momen bahagia bagi anak-anak untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap bahasa daerahnya dan sebagai upaya merawat bahasa daerah melalui cara-cara yang kreatif dengan konsep merdeka belajar.

FESTIVAL TUNAS BAHASA IBU TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2023 Read More »

FTBI 2023: Melahirkan Penjaga Bahasa di Sumatra Utara

Medan, 16 November 2023 – Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah, terus digaungkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kali ini, melalui Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara dengan mengadakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2023 pada 15 November 2023, bertempat di Asrama Haji Embarkasi Medan, Sumatra Utara.

FTBI Provinsi Sumatra Utara dihadiri undangan dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Utara, para Kepala Dinas Pendidikan dari sepuluh kabupaten/kota, beserta jajaran, para budayawan, tokoh adat, sastrawan, orang tua dan pemangku kepentingan lainnya. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kemendikbudristek, turut hadir mewakili Kepala Badan Bahasa.

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muh. Abdul Khak, mengatakan dalam sambutannya, bahwa sejarah Bahasa Ibu diperkenalkan pada tanggal 17 November 1999 oleh UNESCO. Pada saat itu, UNESCO menetapkan bahwa 21 Februari menjadi Hari Bahasa Ibu Internasional. Hari Bahasa Ibu Internasionl tercipta dikarenakan suatu peristiwa bahasa di suatu negara yang menjadi terpecah menjadi dua, yaitu Pakistan dan Bangladesh.

Selanjutnya, Muh. Abdul Khak menambahkan bahwa bahasa sudah menjadi sebuah ideologi dan perlu untuk direvitalisasi agar tetap hidup dan tidak punah. “Sama halnya dengan bahasa daerah di Indonesia supaya tetap hidup hingga keturunan-keturunan selanjutnya,” ucapnya di Medan, Rabu (15/11). Ia juga menghimbau masyarakat untuk mempertahankan bahasa daerah mulai dari lingkungan rumah sebagai ‘benteng’ awal untuk mempertahankan bahasa daerah.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto, mengungkapkan bahwa bahasa daerah punah karena para penutur mudanya tidak lagi menggunakan bahasa tersebut. Begitu juga para orang tua tidak lagi mewariskan bahasa tersebut kepada anak-anaknya. “Untuk itu, bahasa daerah harus dipakai secara meluas, terutama oleh para penutur muda. Itu prinsip revitalisasi yang tepat guna,” tegasnya.

Di Provinsi Sumatra Utara saat ini telah dilakukan revitalisasi bahasa Melayu dialek Panai di Kabupaten Labuhan Batu, bahasa Melayu dialek Sorkam di Kabupaten Tapanuli Tengah, bahasa Batak dialek Mandailing-Angkola di Kota Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Kelima kabupaten/kota ini sudah sejak 2022 telah melakukan revitalisasi bahasa daerahnya.

“Pada 2023 ini kami mengajak Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat untuk bahasa Melayu dialek Langkat, Kabupaten Asahan untuk bahasa Melayu dialek Asahan/Tanjungbalai, dan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Samosir untuk bahasa Batak dialek Toba. Taihun depan, jumlah bahasa dan jumlah kabupaten akan ditambah dengan kerja sama bersama pemerintah daerah kabupaten/kota lainnya,” jelas Hidayat Widiyanto.

Dukungan Pemerintah Sumatra Utara

Kepala Bidang Pembinaan SMK, Suhendri, berharap di tahun 2024 yang akan datang, peserta FTBI tidak hanya berasal dari siswa/siswi baik tingkat SD maupun SMP saja melainkan juga tingkat SMA/MA maupun SMK. Menurutnya, para peserta merupakan penjaga bahasa di Sumatra Utara.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Ahmad Qosbi, menyampaikan bahwa bahasa daerah merupakan kekayaan bangsa milik Indonesia, maka dari itu Kementerian Agama (Kemenag) juga memberikan satu program moderasi beragama yang di dalamnya termasuk FTBI. Inti dari moderasi beragama mengacu pada empat indikator, yaitu cinta terhadap bangsa dan tanah air, toleransi, anti kekerasan, serta menerima dan menghargai budaya maupun adat istiadat lokal.

Kegiatan revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Sumatra Utara telah melibatkan 251 guru utama yang disebut guru master. Pada 12—15 Juni 2023 dan 19—22 Juni 2023 seluruh guru utama ini telah mendapat pelatihan intensif dalam bentuk Traning of Trainer (ToT) oleh instruktur selama kurang lebih seminggu. Para guru utama yang dilatih, dipilih dari kabupaten-kabupaten yang bahasanya direvitalisasi.

Para guru utama yang telah dilatih ini, lalu mengimbaskan pengetahuan yang didapatnya ke guru-guru sejawat. Setelah itu, guru sejawat yang telah mendapat pengimbasan dari guru utama ini, melakukan pengimbasan lagi ke siswa dalam bentuk pelatihan berbasis sekolah.

Tercatat, ada sejumlah 2.380 guru sejawat yang dilibatkan dan 30.404 siswa yang terdiri atas 7.129 siswa SD dan 23.275 siswa SMP sederajat yang terlibat dalam pembelajaran ini. Selain guru sejawat dan siswa, kegiatan revitalisasi bahasa daerah ini juga melibatkan para pemangku kepentingan. Ada 10 Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota yang mendukung revitalisasi pada tahun 2023. FTBI tingkat Provinsi ini menghadirkan 140 penampil dari 10 kabupaten/kota. Selain itu, acara ini juga melibatkan akademisi, tokoh adat, pakar, dan maestro budaya setempat pada prosesnya sampai pada tahap ini.

Siaran Pers
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor: 640/sipers/A6/XI/2023

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar

FTBI 2023: Melahirkan Penjaga Bahasa di Sumatra Utara Read More »